Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-93, KBRI Doha meluncurkan Indonesian Youth Meeting.
Duta Besar Indonesia untuk Qatar Ridwan Hassan mengatakan acara tersebut mulai menunjukkan bahwa cinta Indonesia dapat dilakukan oleh siapa saja di mana saja. “Berada di diaspora bukan berarti kurang nasionalis. Sebaliknya, dengan menjadi diaspora di luar negeri, kita mendapat keistimewaan untuk lebih mengabdi kepada negara kita,” ujarnya dalam sambutan pembukaannya.
Dr. Anto Mohsen, akademisi Indonesia di Northwestern University di Qatar, memulai diskusi dengan menanyakan apa arti Indonesia dan bagaimana diaspora pemuda dapat berkontribusi untuk Indonesia. Berangkat dari pertanyaan tersebut, peserta kemudian membahas berbagai topik, mulai dari kepemimpinan pemuda, kesetaraan gender dan akses pendidikan dan kesehatan, hingga pembangunan dan olahraga yang berwawasan lingkungan.
“Indonesia bagi saya bukan sekadar kolom di paspor saya. Lebih dari itu, Indonesia adalah tempat jiwa dan hati saya bersemayam. Yang mendorong dia dan teman-temannya untuk mendirikan AnakQatar, sebuah komunitas pemuda Indonesia di Qatar yang aktif mengeksplorasi kuliner, fashion, budaya pop dan warisan.”
Setiap tahun, pemuda dan diaspora Indonesia di Qatar merayakan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober setiap tahunnya. Dan pada tahun 1928, sekelompok pemuda nasionalis Indonesia bertemu di Jakarta di mana mereka berjanji untuk memiliki satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa: Indonesia.
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”