Kecelakaan Pesawat Indonesia: Penyelam Angkatan Laut Ambil Perekam Suara Kokpit Pesawat Sriwijaya Air | berita Dunia
Penyelam Angkatan Laut Indonesia menemukan perekam suara dari kokpit pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Laut Jawa pada Januari.
Menteri Transportasi Bodhi Kariya Sumadi mengatakan penyelam telah menemukan perekam kokpit pada hari Selasa dari pesawat yang jatuh. Membunuh 62 penumpang di atas kapal.
Pencatat ditemukan Dekat kotak hitam pesawat Itu pulih tiga hari setelah kecelakaan di Laut Jawa.
Perangkat itu dapat membantu penyelidik menentukan mengapa Boeing 737-500 jatuh ke laut saat hujan deras setelah naik dari Jakarta pada 9 Januari.
Jika perekam tidak rusak, itu bisa menunjukkan apa yang telah dilakukan pilot untuk mengambil kembali kendali pesawat.
Sejak kecelakaan itu, para peneliti telah menemukan bagian-bagian pesawat dan sisa-sisa manusia dari daerah antara pulau Lansang dan Laki, utara Jakarta.
Awalnya, 160 penyelam dikerahkan untuk mencari bukti tetapi sebagian besar upaya pengambilan berakhir dua minggu setelah kecelakaan dengan tim pencari terbatas yang digunakan sejak saat itu.
Perekam suara diyakini telah terpisah dari bagian lain perangkat saat terkena benturan.
Logger itu terkubur di bawah 3 kaki lumpur dasar laut pada kedalaman 75 kaki, menurut Angkatan Laut.
Panitera sudah diserahkan ke Komisi Nasional Keselamatan Transportasi di Jakarta, yang mengawasi penyidikan.
Diperlukan setidaknya seminggu untuk mengeringkan dan membersihkan perangkat serta mengunduh datanya, kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono.
“Tanpa perekam suara, akan sulit menentukan penyebab jatuhnya pesawat,” tambah Tahjono.
Data investigasi awal menunjukkan bahwa pedal throttle kiri pesawat bergerak mundur dengan sendirinya selama autopilot, yang mengurangi tenaga mesin.
Pesawat berusia 26 tahun itu tidak berfungsi selama hampir sembilan bulan karena berkurangnya penerbangan karena pandemi sebelum melewati pemeriksaan keselamatan untuk melanjutkan penerbangan komersial pada bulan Desember.
“Kami berharap ini menjawab penyebab kecelakaan, terutama bagi kami yang kehilangan orang yang kami cintai,” kata Rafiq Youssef Al-Aidaroos, yang istrinya Panka Widia Norsanti tewas dalam kecelakaan itu.
Kecelakaan itu menghidupkan kembali kekhawatiran tentang perjalanan udara di Indonesia, yang telah berkembang sejak jatuhnya kediktatoran Suharto pada 1990-an.
Amerika melarang maskapai penerbangan Indonesia beroperasi di negara itu pada 2008 tetapi mencabut sanksi pada 2016 setelah memperhatikan peningkatan kepatuhan terhadap standar penerbangan internasional.
Uni Eropa mencabut larangan serupa pada 2018.
Sriwijaya Air pernah mengalami kecelakaan keselamatan kecil di masa lalu ketika seorang petani tewas pada tahun 2008 setelah sebuah pesawat berbelok dari landasan pacu saat mendarat karena kerusakan hidrolik.
Pada 2018, sebuah Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan oleh Lion Air jatuh tak lama setelah lepas landas dari Jakarta, menewaskan 189 orang.
Sistem kendali penerbangan otomatis berperan dalam kecelakaan ini, namun pesawat Sriwijaya Air tidak memiliki sistem tersebut.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”