Para tamu KBRI menikmati film Labuan Hati yang difilmkan di Labuan Bajo, salah satu dari lima destinasi wisata prioritas di Indonesia, dan pintu gerbang Kepulauan Komodo.
Diproduksi oleh Lola Amaria Production House, film ini menggambarkan kisah dramatis perjalanan tiga wanita saat mereka melompat di pulau sekitar Flores, snorkeling dan menikmati lingkungan Labuan Bajo yang indah yang menjadikan kota nelayan itu permata.
“Labuan Hati adalah film spesial yang pemeran utama, sutradara, dan produsernya adalah perempuan, dan mengambil lokasi di salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia, yaitu Labuan Bajo di Manggarai Barat, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur,” kata Dubes RI Sudirman Haseng saat membuka sambutannya.
Labuan Bajo memiliki banyak atraksi, seperti wisata petualangan, alam, budaya, serta belanja. Tahun depan, saat Indonesia mengambil alih kursi kepresidenan ASEAN 2023, Labuan Bajo akan menjadi tempat penyelenggaraan KTT ASEAN 2023.”
Upacara tersebut dihadiri oleh Presiden Asosiasi Agen Perjalanan Kamboja Chai Sevelin, agen perjalanan, pejabat Kementerian Pariwisata Kamboja, media TV, pengusaha Kamboja, serta tokoh-tokoh berpengaruh.
Shana Fatina, kepala Otoritas Pariwisata Labuan Bajo Flores, memberi tahu para tamu semua tentang spesialisasi Labuan Bajo dan “pemandangan dunia luar”.
Pada malam yang santai pada tanggal 3 Juli, KBRI juga memanjakan para tamu dengan kopi spesial Indonesia (Arabica Manjari, Arabica Bajawa, Robusta Manggarai dan Robusta Bajawa adalah spesialisasi) dan produk cokelat halus – Bali Kintamani, Sumatra Andalas, dan perpaduan Bali- Sumatera-NTT.
Sevelin dalam sambutannya mengatakan Indonesia tetap menjadi salah satu destinasi yang diminati masyarakat Kamboja, khususnya Bali sebagai destinasi utama bulan madu.
Pulau Sumatera juga terkenal, terutama karena lagu lama Lea Huey Sumatera yang dinyanyikan oleh penyanyi legendaris Kamboja, Sinn Sisamouth.
Dia mencatat bahwa pariwisata membuat orang tertarik untuk belajar lebih banyak tentang budaya dan operator tur Kamboja akan membuat Labuan Bajo menarik setelah melihat Labuan Hati.
Labuan Bajo didirikan berdasarkan keputusan presiden pada 2018. Pada 2019, Labuan Bajo menerima lebih dari 250 ribu wisatawan, 60% di antaranya adalah wisatawan asing.
Selain menangani wisata komodo, Dinas Pariwisata Flores Labuan Bajo menangani ekonomi kreatif dan wisata kuliner, seperti Festival Menyanyi Flores pada 2021.
Melihat antusiasme para tamu, khususnya travel agent Kamboja, acara malam itu terbilang sukses.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”