Korban tewas akibat tanah longsor di sebuah pulau terpencil di Indonesia telah meningkat menjadi 50 orang, kata seorang pejabat Rabu, dengan empat orang masih hilang pada hari terakhir pencarian.
Tanah longsor melanda Pulau Cherasan pada 6 Maret, menewaskan banyak penduduk di sebuah desa dan mengubur rumah-rumah di bawah lumpur dan puing-puing.
“Sampai kemarin, 50 orang ditemukan tewas, 49 di antaranya telah diidentifikasi dan empat masih hilang,” kata juru bicara pemerintah setempat Badli Muhammad kepada AFP.
Sedikitnya delapan korban tewas adalah anak-anak, menurut tim SAR setempat di pulau yang terletak di wilayah Natuna antara Kalimantan dan Semenanjung Malaysia itu.
Menurut pihak berwenang setempat, hampir 3.000 penduduk telah mengungsi dan banyak yang dievakuasi ke tempat penampungan.
“Mereka takut pulang karena ada pemadaman total di beberapa desa,” kata Mohammed.
Para pejabat juga berencana pada Rabu malam untuk memutuskan apakah akan memperpanjang operasi pencarian dan penyelamatan.
Indonesia rentan terhadap tanah longsor selama musim hujan, diperburuk di beberapa tempat oleh penggundulan hutan, dan hujan yang berkepanjangan menyebabkan banjir di sebagian negara kepulauan.
Sementara itu, tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat melanda kota Pokor, di luar ibu kota Jakarta, Selasa malam.
Sedikitnya dua orang tewas dan empat lainnya masih terkubur lumpur, kata badan penanggulangan bencana negara itu pada Rabu.
Perubahan iklim dapat memperburuk bencana terkait cuaca di negara itu, kata para ahli.
AFP
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”