Kasus ini menandai pertama kalinya seorang pejabat pemilukada diadili atas dugaan pelanggaran keamanan selama pemilu 2020.

“Tina Peters dengan sengaja mengkompromikan perlengkapan pemilunya sebagai upaya untuk membuktikan kebohongan besar Trump,” kata Menteri Luar Negeri Colorado Jena Griswold dalam sebuah pernyataan.

“Putusan hari ini mengirimkan pesan yang jelas: Kami tidak akan menoleransi segala upaya yang mengancam keamanan pemilu standar kami,” tambahnya.

Juri berunding selama lebih dari empat jam pada hari Senin sebelum mengembalikan putusan. Empat dari tujuh dakwaan yang didakwakan kepada Peters adalah kejahatan berat.

Mantan panitera daerah itu dinyatakan bersalah atas tiga dakwaan mencoba mempengaruhi pegawai publik, satu dakwaan konspirasi untuk melakukan peniruan identitas kriminal, pelanggaran pejabat tingkat pertama, pelanggaran tugas, dan kegagalan mematuhi Menteri Luar Negeri.

Jaksa mengatakan Peters berpartisipasi dalam “skema penipuan yang dirancang untuk mempengaruhi pejabat publik, melanggar protokol keamanan, mengabaikan akses yang diizinkan ke peralatan pemungutan suara, dan menciptakan mekanisme yang pada akhirnya menyebarkan informasi rahasia kepada orang yang tidak berwenang,” menurut dakwaan.

Jaksa mengatakan Peters membantu meretas sistem komputer pemilu di wilayah tersebut dan mengizinkan orang yang tidak berwenang mengakses peralatan pemungutan suara dan catatan pemilu. Orang tersebut memposting foto peralatan pemilu yang aman secara online.

Jaksa mengatakan Peters menjadi “terobsesi” dengan masalah pemungutan suara setelah pemilihan presiden tahun 2020, yang diyakini sebagian orang dicurangi oleh Trump.

Penyelidik juga mengeluarkan surat perintah penggeledahan terhadap pendiri MyPillow Mike Lindell, seorang pendukung tuduhan penipuan pemilu, sehubungan dengan kasus Peters, CBS News, mitra BBC di Amerika, melaporkan.

Peters dijadwalkan akan dijatuhi hukuman pada 3 Oktober. Pengacaranya tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.