Menavigasi Transisi Energi Indonesia – Pusat Kebijakan Energi Global SIPA di Universitas Columbia
Perekonomian Indonesia sangat erat kaitannya dengan sumber daya alamnya. Inilah dunia Produsen batubara terbesar keempatdan pemasok gas terbesar di Asia Tenggara.
Namun terlepas dari keterkaitannya dengan bahan bakar fosil, penduduk negara ini sangat mendukung tujuan iklim. Dalam pemilihan presiden tahun ini, masing-masing kandidat menganjurkan transisi energi dan lebih banyak energi terbarukan.
Pada saat yang sama, Indonesia, seperti banyak negara berkembang lainnya, membutuhkan ketahanan energi, peningkatan akses dan keterjangkauan energi. Faktor-faktor ini mempersulit transisi energi dan dapat memperpanjang penggunaan infrastruktur bahan bakar fosil dan sumber daya batubara yang melimpah.
Jadi, bagaimana para pembuat kebijakan di Indonesia dapat menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan transisi energi? Apa peran energi terbarukan dalam memenuhi kebutuhan energi negara yang terus meningkat? Bagaimana Indonesia bisa bekerja sama di bidang energi dengan negara-negara Asia lainnya?
Minggu ini Bill Loveless berbincang dengan Mari Pangastu tentang upaya membangun ekonomi energi ramah lingkungan di Indonesia.
Marie adalah Pengunjung Terhormat di Pusat Kebijakan Energi Global. Pada tahun 2020 hingga 2023, beliau menjabat sebagai Direktur Eksekutif Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan di Bank Dunia. Sebelum bergabung dengan Bank Dunia, Mari menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.