JAKARTA – Situasi mengkhawatirkan menimpa dua legenda olahraga Tanah Air, Mardi Lestari dan Kusuma Wardani. Mereka berdua saat ini sedang sakit dan membutuhkan perawatan, serta uluran tangan.
Mardi Lestari merupakan salah satu legenda olahraga Indonesia yang berspesialisasi dalam lari 100 meter. Ia pernah mencapai semifinal Olimpiade Seoul 1988 di Korea Selatan.
Saat ini, Mardi lebih banyak tinggal di rumahnya di Jalan Jaya Wijaya, Bingai Selatan, Sumatera Utara, karena ia baru sembuh dari penyakit limfoma stadium ringan serta kelainan hati dan ginjal.
Sedangkan Kusuma Wardani merupakan legenda menembak Indonesia. Ia termasuk dalam tiga Srikandi yang menyumbangkan medali perak Olimpiade Seoul 1988 bersama Norvetriana dan Lilis Handayani.
Kusuma Wardani dikabarkan menderita stroke dan kini dirawat di unit perawatan intensif di RS Hermina Makassar, Sulawesi Selatan.
Raja Sapta Oktohari, Presiden KOI/NOC Indonesia, mengatakan pihaknya sedang mencari formula terbaik untuk membantu para atlet Olimpiade yang menghadapi kesulitan di hari tuanya. Kondisi yang dialami Mardi Lestari dan Kusuma Wardani.
KOI sangat prihatin dengan apa yang dilakukan olimpiade ini karena telah mengukir sejarah dan bagaimana negara memperlakukan para pejuang Merah Putih ini, kata pria yang akrab disapa Okto itu, dilansir Antara.
Okto menambahkan, KOI berusaha keras membangun komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan dan dalam hal ini pemerintah harus memberikan keringanan pada Olimpiade.
Misalnya saja dengan insentif pajak. Tanggung jawab prestasi olahraga tidak hanya ditanggung oleh pemerintah, tapi menjadi kebanggaan bagi para atlet yang berjuang di Olimpiade atas nama 270 juta masyarakat Indonesia, ujarnya lagi.
Okto mengatakan, bentuk ketertarikan lainnya adalah dengan membentuk forum bernama Olympic Sponsorship Portfolio yang bekerja sama dengan Persatuan Olimpiade Indonesia (IOA) agar bentuk bantuannya tepat sasaran dan transparan.
“Ada inisiatif untuk membentuk portofolio sponsorship olimpiade yang akan kami mulai dan melibatkan IOA yang akan mengawasi olimpiade. IOA akan menjadi mitra kami dalam membimbing atau memikirkan pemberian dukungan kompensasi, bantuan dan dukungan olimpiade. , “kata yang ke-47. -Seorang pria berusia satu tahun.
Octo berharap inisiatif membantu Olimpiade yang mengharumkan nama Indonesia ini mendapat dukungan penuh dari para pecinta olahraga tanah air.
Harapannya, lanjutnya, program ini dapat terus mengharumkan cita-cita generasi penerus bangsa untuk bisa bangga menjadi atlet olimpiade mewakili Indonesia di kancah dunia.
“Dan tentunya bisa menjadi cita-cita olimpiade berikutnya agar mereka mengenal tanah air dan kita semua tidak meninggalkannya. Semua yang sudah dialokasikan untuk NKRI tetap diapresiasi meski sudah tidak bertanding lagi. kerja sama semua pihak,” kata Okto.
Langkah tersebut mendapat dukungan penuh dari dua mantan legenda Olimpiade Indonesia yang hadir di ajang NOC Indonesia Sapa Olympian, Mardi Lestari dan Lilies Handayani. Ia mengucapkan terima kasih kepada keduanya atas inisiatif membantu Olimpiade pada senja hari.
“Kami sangat prihatin dan berdoa agar seluruh pasien segera mendapatkan kesehatan. Seluruh atlet Indonesia memberikan dukungan dan bantuan kepada semua pihak yang ingin memajukan aspirasinya, baik melalui kami maupun langsung, dan kami juga akan bekerja sama dengan Komite Olimpiade Internasional,” Okto. menyimpulkan. “Ini membuka sistem yang kami harap akan menjadi kantong dana abadi Olimpiade.”
Tag: olahraga Ketum KOI Raja Sapta Oktohari KOI NOC Indonesia
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”