“Itu dalam skala seperti Entebbe,” kata juru bicara IDF Laksamana Daniel Hagari, merujuk pada penyelamatan 100 sandera oleh Israel pada tahun 1976 di Uganda.
Dia mengatakan, berdasarkan informasi intelijen, dan setelah menyeberang ke Gaza dari Israel, pasukan komando khusus secara bersamaan menggerebek dua apartemen tempat tinggal di Nuseirat tempat para sandera ditahan.
Di salah satu apartemen ada seorang sandera berusia 26 tahun, Noa Argamani. Korban lainnya antara lain Shlomi Ziv (41 tahun), Andrei Kozlov (27 tahun), dan Almog Meir Jan (22 tahun).
Hajjari mengatakan mereka tidak berada di dalam kandang, melainkan di ruangan tertutup yang dikelilingi penjaga.
Dia mengatakan bahwa setelah memaksa masuk, pasukan komando Israel menyandera para sandera dan melingkari mereka untuk memberikan perisai pelindung sebelum menempatkan mereka di dalam kendaraan militer di luar.
Dia mengatakan bahwa mereka menghadapi perlawanan sengit dari para pejuang Palestina saat mereka pergi.
Hajari mengatakan militer Israel merencanakan serangan itu dengan sangat rinci, bahkan membangun model kedua apartemen seukuran aslinya untuk berlatih.
Amerika Serikat juga memberikan dukungan intelijen kepada Israel dalam operasi tersebut, CBS News, mitra BBC, melaporkan, mengutip para pejabat AS.
Video ponsel dari tempat kejadian menunjukkan orang-orang menyelam untuk berlindung ketika roket bersiul dan suara tembakan terdengar.
Rekaman selanjutnya menunjukkan mayat-mayat berserakan di jalan.
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”