Meta sedang mempertimbangkan untuk menggunakan kacamata realitas campuran baru sebagai alternatif headset, lapor Informasi
(Reuters) – Meta Platforms berencana memproduksi perangkat realitas campuran yang menyerupai kacamata raksasa, lapor surat kabar The Information pada hari Rabu, mengutip dua karyawan di raksasa media sosial tersebut.
Laporan tersebut menambahkan bahwa proyek baru, yang secara internal dijuluki “Puffin,” berfokus pada perancangan alternatif headphone berat yang ditawarkan oleh perusahaan induk Facebook, yang memiliki daya tarik konsumen yang terbatas.
Meta tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.
Mixed reality menggabungkan augmented reality dan virtual reality serta memungkinkan objek nyata dan digital berinteraksi.
Teknologi augmented reality melapisi teks, suara, grafik, dan video ke dalam gambar dunia nyata yang dilihat pengguna di depannya, sementara teknologi realitas virtual menempatkan pengguna dalam lingkungan yang sepenuhnya buatan, sehingga menciptakan pengalaman yang dihasilkan komputer.
Puffin akan menjadi perangkat yang jauh lebih kecil daripada headphone Quest Meta saat ini, kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa proyek tersebut masih dalam tahap awal dan dijadwalkan untuk dirilis pada tahun 2027.
Meta’s Reality Labs, perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memasarkan rangkaian headset realitas virtual Quest, telah menderita kerugian finansial sebesar miliaran dolar. Meskipun demikian, CEO Mark Zuckerberg tetap optimis mengenai prospek teknologi augmented reality dan virtual reality di masa depan.
Berbeda dengan headphone Quest, Puffin baru tidak akan menyertakan pengontrol genggam, karena pengguna dapat mengoperasikannya menggunakan gerakan tangan dan gerakan mata, menurut laporan tersebut.
Pasar headset realitas virtual dan campuran mendapat perhatian baru setelah Apple memasukinya tahun lalu, meskipun kacamata Vision Pro menghadapi tantangan penjualan karena harganya mendekati $3.500.
(Dipersiapkan oleh Jaspreet Singh di Bengaluru, Disunting oleh Muhammad Safi Shamsi)