Metro Pacific Tollways Company (MPTC) telah bekerja sama dengan lembaga dana negara Singapura, GIC, untuk mengakuisisi lebih dari sepertiga operator jalan tol milik negara di Indonesia – sebuah kesepakatan yang bernilai hingga $1,5 miliar.
Mitra usaha patungan tersebut akan mengajukan penawaran 35 persen saham Jasamarga Transjawa Tol (JTI), kata CFO MPTC Chris Lezzo pada konferensi pers.
“Mereka menjual 35 persen saham di perusahaan pemilik 13 jalan tol dengan perkiraan nilai antara $1 miliar hingga $1,5 miliar,” kata Lezzo.
JTI memiliki jaringan jalan tol terkoneksi terbesar di Pulau Jawa. Perusahaan ini mengoperasikan 13 ruas tol yang membentang sepanjang 676 kilometer.
Seluruh ruas tol JTI telah beroperasi dengan kapasitas penuh sejak tahun 2019 dengan rata-rata sisa umur konsesi adalah 35 tahun.
Berdasarkan usulan kemitraan tersebut, anak perusahaan MPTC di Indonesia akan memegang 20,3 persen dari 35 persen saham yang akan dibeli, sedangkan GIC akan memiliki 10,3 persen. PT Margautama Nusantara yang dipimpin MPTC akan memegang sisa 4,2 persen.
Lizzo mengatakan prosedur uji tuntas akan berlanjut hingga Desember 2023, sedangkan penawaran final akan diserahkan pada Januari 2024.
Dia mengatakan bahwa tergantung pada penawaran akhir, bagian MPTC bisa mencapai $600 juta. GIC baru-baru ini berinvestasi di unit jalan tol MPTC di Indonesia dan mengakuisisi 33 persen saham.
“Jadi, kami akan bersama-sama mengajukan penawaran untuk proyek ini di seluruh Pulau Jawa,” kata Lizzo.
Sementara itu, Lizo melaporkan bahwa MPTC baru-baru ini mendapatkan proyek konsesi baru di Indonesia, yang mencakup jalan layang sepanjang 21,5 kilometer senilai $1,4 miliar (80,8 miliar peso).
Proyek yang mirip dengan Skyway di South Luzon Expressway ini terletak di salah satu kawasan paling padat di Indonesia.
Proyek tersebut akan dimulai bulan ini dan selesai pada Januari 2028. Masa konsesinya adalah 45 tahun.
– iklan –
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”