KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Top News

MFA membantah tuduhan yang dibuat oleh pejabat korupsi Indonesia tentang Singapura sebagai tempat berlindung yang aman

SINGAPURA: Kementerian Luar Negeri (MFA) pada Jumat (9/4) membantah tuduhan bahwa Singapura adalah tempat aman bagi warga Indonesia yang sedang diselidiki terkait kasus korupsi.

“Tidak ada dasar untuk tuduhan tersebut. Singapura telah membantu Indonesia dalam penyelidikan masa lalu dan yang sedang berlangsung, ”kata juru bicara MFA dalam sebuah pernyataan.

Bureau of Investigation (CBI) di Singapura telah membantu perwakilannya di Indonesia dalam mengeluarkan permintaan panggilan kepada mereka yang sedang diselidiki.

“Pihak berwenang Singapura membantu pihak berwenang Indonesia di Singapura, memberikan konfirmasi tentang keberadaan orang Indonesia tertentu yang sedang diselidiki,” kata MFA.

Berbagai media di Indonesia melaporkan pada hari Selasa bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi Indonesia (KPK) adalah wakil penegak hukum di Karyoto. Ia menyayangkan sulitnya menangkap buronan di luar negeri, khususnya Singapura.

Kantor Berita Andara mengarahkan ceritanya (diterjemahkan dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris): “KPK mengungkapkan kesulitan dalam menangkap parasit yang disembunyikan di Singapura”, sementara dengan kantor berita online Detik (diterjemahkan): “KPK: Singapura adalah surga bagi orang-orang yang korup.!”

Baca: Urgensi COVID-19 Tingkatkan Risiko Korupsi di Indonesia

Dalam pernyataannya, MFA mengutip contoh Singapura memfasilitasi kunjungan KPK pada Mei 2018 untuk mewawancarai seseorang yang tertarik dengan penyelidikannya.

“Wakil Presiden KPK Nawawi Pomolanko mencatat koordinasi KPK dengan CPI (M) dalam keterangan publik pada 30 Desember 2020,” kata MFA.

Kurangnya perjanjian ekspansi?

Dalam pemberitaan media, Inspektur Jenderal Karioto juga menuding tidak adanya kesepakatan serah terima antara Indonesia dan Singapura menjadi tantangan lain bagi kerja KPK.

“Singapura adalah satu-satunya negara yang belum menandatangani perjanjian penyerahan parasit,” katanya seperti dikutip. “Singapura adalah surga terdekat (ke Indonesia).”

READ  Pemilu Indonesia 2024: Jajak Pendapat Awal Tunjukkan Prabowo Subianto Memimpin 58%

MFA menanggapi dengan menunjukkan bahwa anggota parlemen Indonesia belum meratifikasi perjanjian ekstradisi yang ditandatangani antara kedua negara.

“Singapura dan Indonesia menandatangani Perjanjian Ekstradisi dan Perjanjian Kerja Sama Keamanan pada April 2007, seperti yang disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong,” kata MFA dalam sebuah pernyataan.

“Namun, kedua perjanjian tersebut masih menunggu persetujuan DPR.”

Menyalahkan peradilan asing tidak membantu: MFA

Namun, juru bicara MFA mengatakan bahwa “Singapura akan terus memberikan bantuan yang diperlukan kepada Indonesia jika Singapura menerima permintaan dengan informasi yang diperlukan melalui saluran resmi.”

Kedua negara merupakan “pihak dalam Perjanjian Mutual Legal Assistance (MLA) tentang Masalah Pidana di Negara Anggota ASEAN dengan maksud yang sama”.

Berdasarkan perjanjian tersebut, MFA mengatakan “kerja sama telah dilakukan sesuai dengan hukum domestik Singapura dan kewajiban internasional.”

“Singapura telah berulang kali membantu Indonesia dalam permintaan MLA-nya.

“Singapura telah bekerja untuk memperkuat kerja sama melalui ASEAN, di mana diskusi tentang Perjanjian Ekstradisi ASEAN sedang berlangsung,” tambah kementerian itu.

Juru bicara tersebut menegaskan kembali komitmen Singapura terhadap supremasi hukum dan pemerintahan yang baik.

“Kami akan bekerja sama dengan Indonesia dalam penegakan hukum sesuai dengan hukum domestik dan kewajiban internasional kami,” kata juru bicara itu, “Ini tidak akan membantu mengalihkan perhatian atau menyalahkan yurisdiksi asing.”

Kasus kerajinan dihentikan

Mr Cariodo membuat pernyataannya hanya beberapa hari setelah perusahaan mengumumkan keputusan besar untuk membatalkan kasus korupsi yang berlarut-larut terhadap taipan bisnis Zamsul Narsalim dan istrinya, Itzi Narsalim.

Pasangan yang diyakini sebagai penduduk tetap Singapura itu ditetapkan sebagai tersangka bersama pada Juni 2019, namun belum pernah diselidiki.

READ  Hari-hari dihitung untuk satu-satunya gletser tropis di Indonesia

Menurut laporan media, KPK meminta bantuan CBIB dalam penyidikan Oktober 2019.

Hasil dari kasus ini adalah yang pertama dalam sejarah Komisi Jakarta Globe.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."