Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) telah mengeluarkan surat edaran yang merekomendasikan anggotanya untuk tetap menggunakan tarif pajak hiburan yang lama sambil menunggu hasil uji materi atas keputusan Kementerian Keuangan yang menaikkan pajak tersebut.
Berbicara kepada media, Presiden GIPI Hariyadi Sukamdani mengatakan: “Kami telah mengajukan (banding peninjauan kembali) tetapi kami memperkirakan prosesnya akan memakan waktu karena Mahkamah Konstitusi (kemungkinan) sibuk menangani pengaduan nasional dan presiden terkait pemilu. , sehingga kami merekomendasikan layanan Hiburan yang terkena peraturan baru kembali ke tarif lama.
Hal ini akan membantu menjaga bisnis hiburan, termasuk diskotik, karaoke, klub malam, bar dan sauna/spa, dan mengurangi dampak kenaikan harga terhadap permintaan, katanya.
Apalagi sektor-sektor tersebut membuka banyak lapangan kerja bagi masyarakat, ujarnya. Saya harus membantu anggota saya. “Kami tidak ingin kehilangan mereka.”
Sementara itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan studi sementara mengenai dampak bisnis dari kenaikan pajak layanan rekreasi dan menghasilkan beberapa rekomendasi yang tidak hanya bermanfaat bagi industri rekreasi yang terkena dampak tetapi juga seluruh sektor pariwisata.
“Kami setuju dengan usulan Menko Perekonomian (dan merekomendasikan) pengurangan pajak penghasilan (badan) sebesar 10 persen untuk sektor pariwisata,” komentar Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Kementerian Perdagangan dan Perindustrian juga merekomendasikan agar pemerintah daerah memberikan insentif terhadap investasi dan acara untuk menjaga kepentingan investor dan penyelenggara acara guna mencegah pengurangan tenaga kerja. Semakin tinggi pajaknya, Sandiaga menambahkan, semakin sedikit minat “investor dan perencana acara untuk berbisnis di sini.”
Menurut Sandiaga, Provinsi Bali dan daerahnya sudah mengeluarkan kebijakan insentif fiskal, termasuk pemerintah daerah di Labuan Bajo dan berharap provinsi lain juga bisa mengikuti kebijakan tersebut.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”