Jakarta: Paus Fransiskus dijadwalkan mengunjungi Indonesia, Papua Nugini, Timor-Leste, dan Singapura pada 2-13 September tahun ini.

Selama kunjungannya, ia berencana bertemu dengan para kepala negara, kelompok pemuda, pendeta setempat, misionaris, dan paroki. Jadwal sementara Vatikan menguraikan partisipasinya dalam empat pertemuan publik di stadion di Jakarta, Port Moresby, Dili dan Singapura.

Menurut Uskup Dike, Paus Fransiskus telah lama tertarik ke Asia dan ingin mendukung gereja-gereja dan negara-negara lokal sambil belajar dari mereka. Sentimen tersebut diungkapkannya saat berdiskusi di Forum Ekonomi Dunia di Dalian, Tiongkok pada 25 Juni.

Di Jakarta, di mana umat Katolik merupakan 3% dari sekitar 280 juta penduduknya, Paus Fransiskus akan menghadiri pertemuan antaragama di Masjid Istiklal dan bertemu dengan presiden Indonesia. Uskup Dike menyoroti minat Paus terhadap masa depan Gereja dan keragaman agama Katolik global di luar perspektif Barat.

Perjalanan tersebut menandai perjalanan internasional pertama Paus Fransiskus sejak perjalanan dua hari ke Marseille, Prancis, pada September 2023, dan merupakan perjalanan terbanyak yang ia habiskan jauh dari Roma selama 11 tahun masa kepausannya.

Menjelang ulang tahunnya yang ke-88 pada bulan Desember 2024, Pendeta Tighe menekankan pentingnya simbolis dari perjalanan ambisius tersebut sambil menghadapi tantangan kesehatan yang mengganggu jadwalnya dari waktu ke waktu, termasuk melewatkan COP28, konferensi perubahan iklim PBB di Dubai pada bulan November 2023.

Pada tanggal 3 hingga 6 September, Paus Fransiskus akan berada di Indonesia, diikuti oleh Papua Nugini pada tanggal 6 hingga 9 September, dan Timor-Leste pada tanggal 9 hingga 11 September. Perhentian terakhirnya di Singapura adalah dari tanggal 11 hingga 13 September di St. Louis.

Teresa House dan Perguruan Tinggi Junior Katolik. Paus Fransiskus sebelumnya telah mengunjungi beberapa negara Asia, termasuk Korea Selatan pada tahun 2014, serta Sri Lanka dan Filipina pada tahun 2015.