Jakarta (Antara) – Persatuan Taekwondo Seluruh Indonesia (PBTI) mencermati potensi atlet junior dari berbagai daerah, dengan Kejuaraan Nasional Taekwondo 2022 digelar di Stadion GOR Benteng Taruna, Tangerang, Banten, pada 15-18 Desember.
“Sebagian besar provinsi berhasil meraih medali, meski lima provinsi yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Banten, dan Yogyakarta masih mendominasi,” kata Thamrin Marzouki, Presiden Institut, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Marzouki menilai kekuatan di kelas junior sudah merata.
Hingga Minggu siang, Jabar kokoh di puncak klasemen dengan raihan 16 medali emas, 9 perak, dan 15 perunggu.
Jakarta menduduki peringkat kedua dengan delapan emas, 10 perak, dan 12 perunggu, sedangkan Jakarta di peringkat ketiga dengan tujuh emas, tujuh perak, dan tiga perunggu.
Sedangkan provinsi tuan rumah Banten harus finis keempat dengan enam emas, enam perak, dan 15 perunggu.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBTI, Fachmy Fachrezzy, mengatakan pihaknya sejauh ini telah menentukan komposisi atlet yang akan diseleksi untuk berlaga di SEA Games ke-32 tahun 2023 di Phnom Penh, Kamboja.
Ia melihat banyak potensi yang dimiliki para atlet junior, terutama dalam hal skill dan postur tubuh, sedangkan ketahanan fisik mereka perlu ditingkatkan.
“Kami telah menyimpan (nama-nama) atlet yang akan mengikuti seleksi, dan diharapkan kriteria dan kualifikasi atlet yang dipilih dari hasil kejuaraan nasional sesuai dengan harapan kami,” kata Vacrezi.
Ditambahkannya, mentalitas dan wawasan para atlet bisa ditingkatkan dengan berlaga di ajang resmi berstandar internasional.
Untuk itu, ia berjanji akan memperbaiki formula dan rencana latihan serta mengembangkan prestasi, terutama terkait kualitas turnamen, termasuk turnamen regional di tahun-tahun berikutnya.
Berita Terkait: Indonesia meraih medali emas di Kejuaraan Dunia Taekwondo
Berita Terkait: Asian Games (Taekwondo) – PBTI harus mencari bibit terbaik di Taekwondo
Berita Terkait: PBESI memulai persiapan Sea Games 2023
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”