Sebuah peta kuno yang diyakini sebagai tempat tentara Jerman menyembunyikan harta karun bernilai jutaan euro selama Perang Dunia II memicu imajinasi para pemburu harta karun di Belanda minggu ini.
Berbekal detektor logam dan sekop, kelompok itu berjalan ke ladang di sekitar pedesaan Ommeren di timur negara itu setelah peta dirilis oleh Arsip Nasional Belanda pada hari Selasa.
Arsip itu percaya peta itu menunjukkan di mana tentara Nazi menyembunyikan empat peti besar berisi berlian, rubi, emas, perak, dan segala jenis permata yang mereka rampas setelah ledakan di sebuah bank pada Agustus 1944.
Peta tersebut diperoleh dari seorang prajurit Jerman tak lama setelah perang oleh Institut Belanda yang bertugas melacak ibukota Jerman di Belanda setelah negara itu dibebaskan dari pendudukan Nazi pada tahun 1945.
File pencarian yang berisi peta tersebut dirilis minggu ini, karena jangka waktu maksimal 75 tahun di mana peta tersebut dapat dirahasiakan telah berlalu.
Juru bicara Arsip Nasional Anne Marek Samson mengatakan kepada Reuters bahwa meskipun keberadaan harta karun itu tidak dapat dikonfirmasi sepenuhnya, institut tersebut melakukan beberapa upaya yang gagal untuk menemukannya pada tahun 1947.
Kami tidak tahu pasti apakah harta karun itu ada atau tidak. Tetapi institut tersebut melakukan banyak verifikasi dan menemukan bahwa ceritanya dapat dipercaya,” kata Samson.
“Tapi mereka tidak pernah menemukannya, dan jika memang ada, kemungkinan besar harta karun itu sudah digali.”
Namun kecilnya peluang untuk menemukan barang berharga tidak menyurutkan minat para pencari emas.
“Saya melihat sekelompok orang dengan detektor logam di mana-mana,” kata Jan Henzen, 57 tahun, kepada Reuters saat istirahat dari penelitiannya.
“Seperti banyak orang, berita tentang harta karun membuat saya pergi mencari sendiri. Saya pikir kemungkinan harta karun itu masih ada di sini setelah 70 tahun sangat kecil, tapi saya ingin mencobanya.”
Mantan walikota Omrin, Klas Tams, yang sekarang menjalankan yayasan pemilik tanah yang mungkin menyembunyikan harta karun itu, mengatakan dia telah melihat orang-orang dari seluruh negeri.
“Peta dengan deretan tiga pohon dan palang merah yang menunjukkan tempat di mana harta karun harus disembunyikan membangkitkan imajinasi,” katanya.
“Siapa pun yang menemukan sesuatu harus melaporkannya kepada kami, jadi kita lihat saja. Tapi saya tidak berharap itu mudah.”
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”