Jakarta: Presiden Joko Widodo mengadakan rapat kabinet pertamanya di ibu kota baru Indonesia, Nusantara, pada hari Senin.
Widodo secara resmi meluncurkan program transfer modal senilai US$33 miliar pada tahun 2019. Hal ini secara luas dipandang sebagai upaya untuk menyegel warisannya sebelum masa jabatan keduanya berakhir pada bulan Oktober.
Presiden yang akan keluar telah menjabat sejak akhir Juli dari kota yang terletak di provinsi Kalimantan Timur di pulau Kalimantan. Seminggu lagi kota ini akan mengadakan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang pertama.
“Ibukota Nusantara adalah kanvas untuk mengukir masa depan. Tidak semua negara memiliki peluang dan bakat untuk membangun ibu kotanya dari awal,” kata Widodo saat bertemu dengan para menterinya.
Nusantara terletak 1.200 km dari ibu kota Jakarta saat ini. Keputusan pemindahan ibu kota bertujuan untuk mengurangi beban pusat pemerintahan lama yang menghadapi kemacetan lalu lintas, kepadatan penduduk, dan polusi.
Tujuan lain dari keputusan pemerintah ini adalah untuk mengurangi redistribusi kekayaan di seluruh Indonesia. Pulau Jawa, yang menampung Jakarta, menyumbang sekitar 56 persen penduduk Indonesia dan hampir 60 persen aktivitas ekonomi.
Presiden Widodo mengatakan investor sejauh ini telah menyediakan sekitar US$3,53 miliar dalam berbagai proyek termasuk pendidikan, transportasi dan perumahan.
Meskipun pembangunan Nusantara akan dimulai pada pertengahan tahun 2022, namun pembangunan di kota baru tersebut belum selesai.
Proyek ini dikritik oleh para pemerhati lingkungan dan masyarakat adat karena mengambil lahan dari hutan Kalimantan.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”