Lusinan Muslim konservatif berbaris di ibukota Indonesia untuk memprotes partisipasi pertama Israel di Piala Dunia FIFA U-20 di Indonesia.
JAKARTA, Indonesia — Puluhan Muslim konservatif berbaris di ibukota Indonesia pada hari Senin untuk memprotes partisipasi pertama Israel di Piala Dunia FIFA U-20 di Indonesia.
Negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia ini akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 mulai 20 Mei hingga 11 Juni di enam kota besar di Indonesia. Sebanyak 24 negara dari lima benua, termasuk Israel, berpartisipasi setelah tertunda selama dua tahun karena pandemi COVID-19. Sebagai tuan rumah, Indonesia otomatis lolos ke turnamen tersebut.
Meskipun Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel dan merupakan pendukung setia Palestina, para pejabat mengatakan pemerintah tidak akan mencegah Israel untuk berpartisipasi dalam turnamen tersebut.
Lebih dari 100 pengunjuk rasa mengibarkan bendera putih bertuliskan pernyataan iman Islam dengan bendera Indonesia dan Palestina, di jalan raya utama di pusat kota Jakarta. Mereka menghentikan lalu lintas dan meneriakkan “Allahu Akbar” dan “Jauhkan Israel dari Piala Dunia U-20”.
Pihak berwenang menutup jalan-jalan menuju istana presiden.
Protes tersebut diorganisir oleh koalisi Islam konservatif yang mengorganisir demonstrasi massa pada tahun 2016 melawan gubernur Jakarta Kristen-Cina, Basuki Tjahaja Purnama, yang menyebabkan dia dipenjara atas tuduhan penistaan agama.
Beberapa kelompok Islam moderat di negara itu juga bergabung dengan seruan untuk melarang pemain Israel berpartisipasi dalam turnamen tersebut. Diantaranya adalah organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, Muhammadiyah, yang memiliki lebih dari 60 juta anggota, Komite Penyelamatan Medis Darurat, yang dikenal luas sebagai Mer-C, dan Majelis Ulama Indonesia, badan Islam tertinggi di negara itu.
“Sejarah panjang penindasan Israel terhadap rakyat Palestina memotivasi kami untuk menolak keras kehadiran Israel dalam bentuk apapun di Indonesia,” kata pengunjuk rasa Nur Aida.
Negara-negara lolos ke Piala Dunia U-20 berdasarkan performa mereka di kompetisi kontinental U-20 atau U-19.
Tahun lalu, Inggris memenangkan gelar, sedangkan semi-finalis Israel, Prancis dan Italia, dan akhirnya pemenang Slovakia, semuanya bergabung dalam kualifikasi untuk Indonesia 2023. Mereka juga akan tampil di Piala Dunia FIFA U-20.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Tuku Faizasyah, mengatakan FIFA yang menentukan keikutsertaan semua tim dan aturan pertandingan di Piala Dunia U-20.
“Meski posisi Indonesia sebagai tuan rumah U-20, sikap tegas negara kita terhadap Palestina tidak akan goyah sedikitpun,” kata Faizasiah dalam jumpa pers.
Awal bulan ini, Menteri Pemuda dan Olahraga Zinedine Amali mengatakan pemerintah akan memastikan keamanan semua tim.
Mengamankan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 merupakan tonggak sejarah dalam perkembangan sepak bola di Indonesia, meningkatkan harapan bahwa turnamen yang sukses akan menyelesaikan masalah lama yang merusak olahraga di negara berpenduduk 277 juta jiwa itu.
Oktober lalu, 135 orang tewas dalam pertandingan liga antara tuan rumah Arima FC dari Kota Malang, Jawa Timur, dan Persebaya Surabaya ketika polisi menembakkan gas air mata di dalam stadion, memicu kepanikan keluar.
Pengadilan bulan ini membebaskan dua petugas polisi karena kelalaian yang mengakibatkan kematian, dan menghukum petugas ketiga hingga 18 bulan penjara serta ketua panitia penyelenggara Arema FC dan kepala keamanan klub. Putusan tersebut mengundang ejekan dari aktivis hak asasi manusia dan keluarga korban.
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”