Regulator penerbangan sipil Indonesia akan terus melakukan “investigasi khusus” terhadap Batik Air Indonesia. Sebuah insiden keamanan Dua pilot sempat tertidur bersamaan saat mengoperasikan layanan ke Jakarta.
Direktur Jenderal Penerbangan Sipil Christie Enda Murni mengatakan regulator akan mempertimbangkan manajemen risiko kelelahan bagi seluruh awak pesawat karena pihaknya mendesak maskapai penerbangan Indonesia untuk “fokus pada waktu dan kualitas istirahat bagi pilot dan awak penerbangan lainnya”.
Insiden tanggal 25 Januari, yang diklasifikasikan sebagai “serius” oleh penyidik, melibatkan Airbus A320 Batik Air Indonesia (PK-LUV) yang mengoperasikan penerbangan dari Kentari di provinsi Sulawesi ke Jakarta.
Kedua pilot tertidur selama sekitar 28 menit di tengah penerbangan, yang menyebabkan serangkaian kesalahan navigasi.
Belakangan diketahui bahwa petugas pertama “tidak mendapatkan istirahat yang cukup” pada malam sebelumnya. Pagi itu juga, awak pesawat juga mengoperasikan penerbangan Jakarta-Kendari yang berangkat pukul 02.55 waktu setempat. Pesawat mendarat dengan selamat di Jakarta, tidak ada kerusakan pada pesawat atau cedera pada penumpangnya.
Regulator penerbangan sipil Indonesia mencatat bahwa dua pramugari yang terlibat telah diskors setelah insiden tersebut. Sebagai bagian dari penyelidikan khusus, kementerian akan mengirimkan seorang inspektur penerbangan untuk “mencari tahu sumber masalahnya dan merekomendasikan langkah-langkah mitigasi dalam kasus ini”.
“Kami bersikeras akan hal itu [we will impose] Hambatan [on Batik Air Indonesia] Sesuai hasil pemeriksaan,” kata Christie.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”