SIBU (9 Juli): Sarawak telah melarang impor sapi dari Indonesia.
Menurut Menteri Modernisasi Pertanian dan Pembangunan Daerah Datuk Seri Dr Stephen Rundi Udom, epidemi PMK saat ini menyebar ke seluruh Kalimantan Barat, Indonesia.
“Oleh karena itu, Dinas Peternakan memberlakukan pembatasan atau pembatasan pergerakan sapi dari daerah kontrol PMK ke daerah lain, dan telah melarang impor sapi dari Sarawak Indonesia.
“Selama ini divisi yang ditetapkan sebagai wilayah kontrol PMK adalah Kuching, Serian, Sri Aman, Miri dan Limbang.
“Sarawak masih bebas penyakit dan hewan yang dikorbankan sehat dan bebas penyakit,” kata Dr Rundi dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, kata dia, hewan harus dipotong di rumah pemotongan hewan yang memiliki izin, baik untuk tujuan dijual maupun untuk konsumsi umum dagingnya.
Ini dikenakan berdasarkan Bagian 61(1) dari Perintah Kesehatan Masyarakat Veteriner 1999.
“Namun, untuk kepentingan penyembelihan dalam rangka ritual keagamaan, diberikan keleluasaan bahwa permohonan pembebasan izin atau izin penyembelihan harus diteruskan ke kantor Dinas Peternakan masing-masing,” katanya.
Selama hewan kurban disimpan di masjid, surau atau desa, untuk kesejahteraan mereka diberikan makanan dan minuman yang cukup dan memastikan sapi tidak bunting, katanya.
Pemotongan hewan harus menggunakan pisau tajam untuk menyembelih hewan agar tidak merasakan sakit saat disembelih, katanya.
Dr Rundi juga memastikan bahwa pasokan sapi untuk Hari Raya Idilata di Sarawak pada 10 Juli sudah mencukupi.
“Sarawak membutuhkan sekitar 2.000 ekor sapi setiap tahun dan pasokannya cukup,” katanya.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”