Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno (GBK), sebuah landmark legendaris di Jakarta, sedang menjalani transformasi untuk meningkatkan profilnya menjadi pusat olahraga regional terkemuka serta tujuan budaya, hiburan, pendidikan, dan pariwisata di Asia Tenggara.
Sejak dibuka pada tahun 1960, ketika menjadi tuan rumah Asian Games 1962, GBK juga telah menjadi tuan rumah acara bergengsi yang tak terhitung jumlahnya, termasuk Asian Games baru-baru ini, Paralimpiade Asia, Piala Dunia FIFA U-17, dan konser bintang internasional.
Pada bulan Oktober 2025, GBK akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Senam Artistik Dunia ke-53 tahun 2025 yang diperkirakan akan diikuti oleh 70 negara.
Dalam wawancara dengan media perhotelan dan perjalanan Jakarta baru-baru ini, Rakhmadi Kusumo (Adi), General Manager Pusat Manajemen Kompleks GBK, menyatakan bahwa venue tersebut siap menjadi destinasi kelas dunia di luar acara olahraga.
“Kami ingin menjadi lebih dari sekedar pemimpin lokal – tujuan kami adalah menjadikan GBK sebagai pemain global di bidang olahraga, seni, budaya, musik, pendidikan dan bisnis,” katanya.
Untuk mencapai tujuan ini, Pusat Manajemen GBK mempelajari kompleks olahraga internasional yang sukses, dengan Singapore Sports Centre sebagai tolok ukur utama.
Sebagai aset pemerintah senilai Rp348 triliun (US$21,8 miliar, berdasarkan penilaian tahun 2020), kompleks GBK terbentang seluas 279 hektar di pusat kota Jakarta, menjadikannya tidak hanya pusat olahraga tertua tetapi juga terbesar di Asia Tenggara.
Kawasan ini merupakan ruang terbuka hijau yang mewakili 84% luas kompleks, dan merupakan rumah bagi spesies pohon langka dan 22 spesies burung.
Kompleks GBK terbagi menjadi tiga kawasan utama: olah raga (53 persen), komersial (25 persen), dan sisanya gedung pemerintahan.
Kawasan olah raga meliputi lapangan utama, lapangan sekunder, lapangan sepak bola, lapangan renang, lapangan atletik, lapangan tenis, bola basket, hoki dan baseball, gimnasium dan fasilitas menembak.
Kawasan komersial meliputi hotel-hotel seperti Fairmont Jakarta Hotel, Hotel Mulia Senayan, Sultan Hotel and Residence, HARRIS FX Sudirman Hotel, dan Artotel Gelora Senayan, selain pusat perbelanjaan dan restoran besar.
Pekerjaan renovasi menyeluruh pada fasilitas olahraga dimulai pada tahun 2018 sebagai persiapan Asian Games dan Asian Paralympics. Jakarta Convention Centre, yang direnovasi untuk menjadi tuan rumah KTT ASEAN ke-46 tahun lalu, sedang menjalani pengambilalihan manajemen dari Singgasana Hotels & Resorts. Selain itu, Artotel Gelora Senayan sedang menjalani renovasi total, sedangkan rencana renovasi Gedung 15, rumah bagi The Sultan Hotel and Residence, akan dimulai setelah permasalahan hukum dengan manajemen hotel telah terselesaikan.
Mengambil inspirasi dari resor terintegrasi Marina Bay Sands di Singapura, ruang yang diperbarui ini bertujuan untuk mengakomodasi acara internasional dan memenuhi kebutuhan aktivitas publik di ruang terbuka.
Rencana lain Pusat Administrasi GBK antara lain mengembangkan museum interaktif yang menampilkan sejarah kompleks, memperluas fasilitas wisata GBK yang saat ini tersedia bagi pelajar dan masyarakat umum, serta menambah lebih banyak bus listrik antara gerbang GBK dan sekelilingnya.
Uday mengatakan, rencana pembangunan pastinya masih disepakati.
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”