KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Situs resmi Republik Korea
sport

Situs resmi Republik Korea

Oleh koresponden kehormatan kupas hurum dari Indonesia
Gambar = kupas hurum

Untuk merayakan 50 tahun hubungan diplomatik antara Korea dan Indonesia, mahasiswa Universitas Nasional Seoul (SNU) dan Institut Seni Indonesia (ISI) pada tanggal 28 Juli mengadakan pertunjukan musik tradisional di Teater Graha Bhakti Budaya di Jakarta. Acara yang berdurasi dua jam ini menampilkan sembilan pertunjukan musik dan seni tradisional Korea dan Indonesia serta penampilan kolaboratif dari kedua grup.

Mahasiswa Institut Seni Indonesia membuka pertunjukan dengan lagu “Anjin Mamiri”.

Mahasiswa SNU Lee Jung-eun memulai pertunjukan dengan menampilkan lagu tradisional “Ajaeng Sanjo” yang menampilkan sitar com.ajaengdilanjutkan dengan penampilan lagu daerah Indonesia “Anjin Mamiri” yang berasal dari kota Makassar, terletak di pulau Sulawesi di Indonesia bagian timur.

Siswa SNU tampil bersama haegeum (Biola dua senar tradisional).

Siswa SNU Choi Eun Ji dan Jeong Jae Yeon memamerkan keterampilan luar biasa mereka dalam… haegeum (biola dua senar tradisional), diiringi oleh pianis Kim Yeo-jin. Irama yang mengalir dan melodi yang indah membuat penonton terpesona.

Mahasiswa ISI kemudian menampilkan “Alur-Alir”, sebuah karya musik yang memadukan musik etnik daerah Indonesia seperti Jawa, Sunda, Makassar, Banyuwangi, Bali, Betawi, dan Melayu dengan musik kerunkung khas yang mengalir seperti air.

A com.gayageum (Sitar 12 senar) Sebuah cerita rakyat Korea menceritakan kisah A dokkaebi (Goblin), dengan irama alat musik dan melodi uniknya yang menggambarkan hantu legendaris.

Sallybury Ini adalah tarian perdukunan Korea yang diiringi dengan instrumen tradisional.

Upacara dilanjutkan dengan tarian tradisional dari masing-masing negara. Mahasiswa ISI menampilkan “Lenggeran Siji Lima”, tarian rakyat Banyumasan dari wilayah barat tengah Pulau Jawa, sedangkan mahasiswa SNU menampilkan salboricumIni adalah tarian pemurnian spiritual yang dipengaruhi oleh ritual perdukunan. Puncak acara malam itu adalah penampilan terakhir “Flowing” oleh Won Il, yang mempertemukan semua artis di atas panggung untuk pertunjukan kolaboratif yang menampilkan tarian dan musik tradisional kedua negara. Alat musik tradisional Indonesia mencerminkan esensi nusantara dan menyatu dengan suara yang kuat dan khas dari alat musik Korea, saat para penari mengekspresikan ritme lagu melalui gerakan yang indah.

READ  Korea Selatan telah melaporkan lebih dari 700 kasus baru virus corona

Konser diakhiri dengan pelukan seluruh penari Korea dan Indonesia di atas panggung, yang memicu tepuk tangan meriah dari penonton. Oleh karena itu, acara ini tetap berkomitmen pada slogan peringatan 50 tahun hubungan bilateral, yaitu “Persahabatan Lebih Dekat, Kemitraan Lebih Kuat.”

[email protected]

*Artikel ini ditulis oleh koresponden kehormatan Korea.net. Kelompok koresponden kehormatan kami berasal dari seluruh dunia, dan mereka berbagi kecintaan dan hasrat mereka terhadap segala hal tentang Korea.net.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan."