‘Surat Cinta untuk Pendidikan Vokasi Indonesia’ Raih Penghargaan Film Terbaik di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2023 – Sekolah Vkasi UGM
Film “Sitan, sayangnya.” (Draf!) yang merupakan hasil kerjasama antara siswa SMK, SMK dan dosen, berhasil lolos seleksi dan meraih penghargaan bergengsi Indonesia Screen Awards di Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) ke-18 dengan kategori Best Editing, Best Storytelling, Film Terbaik Malam Ini, Sabtu (2/12).
“Draf!” Ini merupakan karya yang menunjukkan semangat kolaborasi interdisipliner dalam industri kreatif. Dalam film ini terdapat sinergi yang luar biasa antara siswa SMK yang masih belajar, mahasiswa yang penuh semangat, dan dosen yang berpengalaman membimbing proses kreatif. Yousroun Fawadi, selaku sutradara “The Draft!”, juga merupakan dosen di Departemen Teknik Elektro dan Informatika Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada serta mahasiswa PhD bidang Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM. Film ini juga diproduseri oleh Vani Pramoditya, dosen Departemen Ekonomi dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM, bersama beberapa dosen Sekolah Vokasi UGM, dan Munandar Aji Wibowo, alumnus Sekolah Vokasi UGM. Selain itu, lebih dari 200 siswa SMK, mahasiswa dan dosen dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi ikut serta dalam proses produksi film ini, antara lain SMKN 6 Yogyakarta, SMKN 7 Semarang, SMKN 6 Solo, SMKN 3 Batu, SMKN 2 Palu, SMK Wickrama Bogor, Sekolah Vokasi UGM, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial UGM, Kehutanan UGM, Teknologi Pertanian UGM, Teater Gadjah Mada, Jogja Film Academy (JFA), Sekolah Tinggi Multimedia MMTC Yogyakarta, UMY, AMIKOM, UDINUS, BINUS, UAS, ISI Bali dan ISI Jogja.
Film ini merupakan karya project-based learning (PBL) yang melibatkan pelajar SMA dan mahasiswa serta dosen dan praktisi di bidang seni film dan produksi media. “Dalam proses produksi film ini, tercipta beberapa kerjasama melalui PBL, dan mahasiswa Departemen Ekonomi dan Bisnis menggarap riset pasar dan pemasaran film melalui mata kuliah Riset Pasar dan Bisnis Digital,” ujar Vani Pramoditya, selaku produser film. . “Mahasiswa Departemen Teknik Elektro dan Informatika Sekolah Vokasi UGM menggarap Sayangnya, Janyang Seitan Permainan tersebut digunakan sebagai upaya pemasaran untuk film tersebut. Selain itu, mereka juga membantu proses produksi terkait lighting, talent coordinator, tata rias, lemari pakaian, efek khusus, efek visual, dan pembuatan animasi dalam film. “Ada juga siswa SMK yang membantu merias zombie, menjadi talent ekstra zombie, serta membantu proses editing dan syuting sebagai kru,” imbuhnya. Hal ini juga membuktikan bahwa pendidikan vokasi mampu menghasilkan karya kolaboratif melalui metode pembelajaran berbasis proyek yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Prestasi untuk “Draf!” Perolehan kategori Best Editing merupakan sebuah tonggak sejarah besar bagi semua pihak yang menyukseskan film ini, mulai dari orang-orang di belakang layar hingga para aktor di depan layar. “Draf!” Film ini menarik perhatian para juri berkat narasinya yang kuat, penyuntingan yang cermat, dan keberhasilannya dalam menggabungkan komedi dan horor sebagai meta-komentar tentang penderitaan dan pada akhirnya kegembiraan dalam pembuatan film. Film ini tidak seperti film horor pada umumnya, Yousroun Fawadi atau Mas Yus, sutradara film ini mengumumkan bahwa “draft”! Ini adalah film horor yang “agak berbeda”, dan tentu saja penonton akan terpacu untuk berpikir lebih jauh sepanjang film untuk mencari tahu hal mengejutkan yang mengancam sang karakter utama.
Dalam wawancara mengenai pencapaian tersebut, Mas Joos mengatakan: “Kami sangat bersyukur dan bangga bisa mempersembahkan karya kolaborasi ini di panggung kompetisi bergengsi tersebut. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa kerjasama antar generasi muda dengan bimbingan yang tepat dapat melahirkan karya-karya yang mempunyai dampak dan potensi besar di industri perfilman Indonesia.
Film “Draf!” Film ini telah menarik perhatian penonton sejak ditayangkan perdana di festival film regional. Tiga kemenangannya di ajang Penghargaan Layar Indonesia di Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2023 menjadi tonggak kebanggaan bagi seluruh tim kreatif di balik layar karena banyak film yang diperebutkan berasal dari produksi besar PH di Jakarta. Apalagi menurut kritikus Hikmat Darmawan, film ini merupakan film horor orisinal yang nekat, tidak tertarik untuk memahami manusia secara mendalam dan tenggelam dalam pemahaman medium film dan genre horor, segar dan gila.
Memenangkan drafnya! Hal ini tidak hanya menjadi prestasi bagi mereka yang terlibat dalam produksi film, namun juga menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk menggali potensi kolaborasi antargenerasi dalam menciptakan karya kreatif yang berkualitas. Kemenangan kemudian menjadi titik balik dalam mengapresiasi imajinasi tanpa batas.
Teks: Humas Sekolah Vokasi UGM
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”