TEMPO.CODan Jakarta – Dua mantan atlet bulu tangkis, Tawfiq Hidayat dan Kandra Wijaya, menyayangkan Indonesia tidak bisa mengibarkan bendera Merah Putih pada 2020. Piala Thomas Sementara dia berharap masalah itu segera diselesaikan dengan Badan Anti-Doping Dunia (WADA).
Toufik, yang membawa tim Indonesia ke Piala Thomas 2002, mengatakan kemenangan Indonesia agak tambal sulam. Namun, dia memuji mentalitas para pemain dan pelatih yang tidak ambil pusing dengan masalah tersebut.
Saya yakin mereka sudah tahu tentang kondisi ini, tapi untungnya mereka tidak terpengaruh. “Biarkan negara memikirkan masalah ini,” kata Tawfiq kepada Antara.
Bendera nasional Indonesia tidak berkibar di Ceres Arena, Aarhus, Denmark Minggu malam lalu karena negara tersebut dinyatakan tidak patuh dalam pengujian doping oleh Badan Anti-Doping Dunia.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zinedine Amali juga menyatakan penyesalannya, mencatat bahwa BWF telah mengambil keputusan sendiri tanpa berkonsultasi dengan Indonesia. Ia menilai BWF tidak seharusnya memutuskan hal ini karena pemerintah sedang memberikan klarifikasi kepada Badan Anti-Doping Dunia.
Kandra Wijaya yang juga membantu Tim Indonesia menjuarai Piala Thomas 2002 mengatakan, kejadian itu memalukan. Ironisnya, bendera Merah Putih tidak bisa dikibarkan saat merayakan kemenangan Piala Thomas.
Pada perayaan Piala Thomas 2020 di atas panggung, bendera Merah Putih diganti dengan bendera Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) meskipun lagu kebangsaan Indonesia Raya telah dimainkan. NS Piala Thomas Dia akhirnya kembali ke Indonesia setelah 19 tahun menunggu.
Baca: Indonesia Sikat China Raih Gelar Piala Thomas ke-14
diantara
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”