KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

153 tewas terinjak-injak di Indonesia setelah suporter menyerbu stadion saat pertandingan sepak bola
entertainment

153 tewas terinjak-injak di Indonesia setelah suporter menyerbu stadion saat pertandingan sepak bola

Sedikitnya 153 orang tewas di Indonesia setelah mereka menyapu lapangan dalam pertandingan sepak bola antara dua rival bebuyutannya, Arima FC dan Persibaya Surabaya di Jawa Timur. Fans menyerbu lapangan setelah Arima kalah 2-3 dari rival abadinya, Persibaya Surabaya. Beberapa laporan mengklaim bahwa jumlah korban tewas bisa meningkat secara signifikan. Sebuah laporan berita oleh Associated Press melaporkan bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 174.

Indonesia

Penyerbuan dimulai setelah polisi menembakkan gas air mata ke pendukung kerusuhan.

Sebuah laporan BBC mengatakan sekitar 180 orang terluka dalam penyerbuan tersebut.

Menteri Keamanan Indonesia mengatakan jumlah penonton melebihi kapasitas stadion sebesar 4.000 penonton.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan larangan pertandingan liga besar Indonesia sampai penyelidikan episode terakhir penyerbuan selesai.

Video yang diposting oleh pengguna di media sosial menunjukkan kekacauan di dalam rumah sakit, di mana yang terluka dibawa untuk perawatan.



Nico Aventa, Kapolres Jawa Timur, mengatakan polisi terpaksa menembakkan gas air mata setelah suporter menyerbu stadion.

Dia berkata, “Itu menjadi kacau. Mereka mulai menyerang petugas dan merusak mobil.”



Aventa mengatakan dua polisi terluka. “Kami ingin menyampaikan bahwa … tidak semuanya kacau. Hanya sekitar tiga ribu yang masuk ke lapangan.”

READ  Sedang dikerjakan di studio dan resor film Indonesia senilai $2 miliar

Dia mengatakan para penggemar mencoba melarikan diri dan berlari menuju titik keluar, menghindari kerumunan ribuan orang. “Kemudian terjadi penumpukan, selama proses akumulasi terjadi sesak napas dan kekurangan oksigen,” katanya.

Beberapa korban menderita cedera otak, kata laporan Sky News, menambahkan bahwa seorang dokter mengatakan kepada media lokal bahwa seorang anak laki-laki berusia lima tahun termasuk di antara mereka yang meninggal.

Menggunakan gas air mata di dalam tanah setelah pertandingan melanggar aturan FIFA. Menurut badan sepak bola dunia, “gas pengendali massa” tidak boleh dibawa atau digunakan oleh wasit atau polisi dalam pertandingan.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."