Indonesia telah mencabut larangan produk pertanian dari New Delhi yang berlaku mulai 25 Maret, yang sangat melegakan eksportir India.
Jakarta telah menangguhkan impor pertanian beras, gandum, gula dan jagung dari India karena kegagalan laboratorium pengujian keamanan pangan untuk mengeluarkan Certificate of Analysis (COA) sebelum batas waktu 24 Maret. Indonesia menyerukan rekor baru karena meminta lebih banyak informasi tentang COA.
Dalam sebuah surat kepada Otoritas Pengembangan Ekspor Pangan dan Pertanian Olahan (APEDA), Badan Isolasi Pertanian Kementerian Pertanian Indonesia menyetujui mulai Kamis Jakarta untuk mendaftarkan laboratorium pengujian makanan India untuk tiga tahun pertama.
Kalender tahunan siap
Kementerian mengatakan bahwa setiap eksportir komoditas pertanian atau pangan baru India ke Indonesia harus memberikan pemberitahuan terlebih dahulu dan memiliki COA yang dikeluarkan oleh salah satu laboratorium yang terdaftar.
Kementerian mengatakan kepada APEDA bahwa tes keamanan pangan tidak boleh menunjukkan hasil yang melebihi tingkat residu dan polusi maksimum.
Menurut Ketua APEDA M Angamuthu, 24 laboratorium penguji keamanan pangan telah terdaftar dari Indonesia, menurut informasi yang diterima Kedutaan Besar India di Jakarta. “Sekarang kami akan menyiapkan kalender tahunan dengan berbagai catatan, pembaruan negara dan produk,” katanya, seraya menambahkan bahwa hal-hal seperti itu tidak akan dibiarkan terjadi lagi.
“Perkembangan ini akan terus kita pantau agar eksportir kita tidak mengalami ketidaknyamanan,” ujarnya.
Eksportir menghela napas lega, khawatir kargo mereka telah dikembalikan atau diparkir di Mediterania.
Pengiriman terlambat
Kementerian Pertanian Indonesia berjanji untuk menghancurkan ekspor yang dikirim antara 25 Maret dan 13 April, tetapi mengatakan itu “dapat ditolak”.
Pada tanggal 25 Maret, Kementerian Pertanian Indonesia, dalam perintah yang dikirim ke kepala Pusat Isolasi Pertanian, mencabut izin laboratorium India yang terakreditasi untuk menguji keamanan makanan segar dan menyediakan COA.
Kementerian mengatakan akreditasi untuk laboratorium keamanan pangan yang dikeluarkan pada 2019 tidak akan berlaku mulai 25 Maret. Namun, dikatakan sertifikat laboratorium ini akan berlaku pada atau sebelum 24 Maret.
Meskipun aplikasi untuk pendaftaran laboratorium ini diajukan oleh otoritas India pada tanggal 31 Maret, namun melebihi batas waktu 25 Maret, yang menyebabkan jalan buntu.
Ekspor India ke Indonesia
Eksportir khawatir Indonesia mengimpor gula, gandum, beras, jagung, cabai, kacang tanah dan bawang dalam jumlah besar dari India.
Indonesia menyumbang hampir 30 persen ekspor gula dari India selama musim lalu yang berakhir 30 September 2021. Tahun ini juga, tren berlanjut karena harga India tetap kompetitif terlepas dari keunggulan logistik.
Selama periode April-Januari tahun anggaran 2021-22, Indonesia menyumbang sekitar 50 persen dari ekspor kacang tanah dari India. Jakarta mengimpor 2,20 lakh ton (l) kacang tanah dalam 10 bulan pertama tahun fiskal terakhir, dibandingkan dengan 4,41 liter total ekspor dari New Delhi, menurut data APEDA.
Indonesia menyumbang enam persen dari ekspor gandum dari India selama periode April-Januari tahun keuangan 2021-22. Membeli 3,64 liter dari 60,2 liter yang dikirim selama periode ini. Dari sisi beras, Jakarta membeli 2,07 liter beras dari India, atau 2% dari total 13,9 juta ton yang diekspor New Delhi pada April 2021-Januari 2022.
Diposting pada
14 April 2022