Jakarta, 15 April (Reuters) – Indonesia mungkin mencatat surplus perdagangan kecil pada Maret karena laju pertumbuhan impor dan ekspor melambat dari bulan sebelumnya, jajak pendapat Reuters menunjukkan pada Kamis malam (14 April).
Rata-rata 11 ekonom dalam jajak pendapat tersebut memprediksi ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu akan mencatat surplus perdagangan sebesar $2,89 miliar pada Maret, turun dari US$3,82 miliar pada Februari.
Indonesia telah mencatat surplus perdagangan bulanan sejak Mei 2020, dengan ekspor naik lebih dari kenaikan harga komoditas dan impor tumbuh.
Ekspor Pada bulan Maret, ekspor tumbuh sebesar 23,8% tahun-ke-tahun menjadi 34,1% pada bulan sebelumnya. Impor naik 18,3% dari pertumbuhan 25,4% di Februari.
Joshua Burtade, Ekonom Bank Permata, mengatakan surplus tersebut disebabkan oleh pemulihan aktivitas ekonomi dan peningkatan impor energi.
“Impor migas akan meningkat dalam satu atau dua bulan liburan (Ramadhan),” katanya, seraya menambahkan bahwa kenaikan tajam harga minyak dunia diperkirakan akan meningkatkan biaya impor energi.
Bulan puasa Ramadhan umat Islam dimulai pada bulan April dan puluhan ribu orang Indonesia diperkirakan akan melakukan perjalanan ke kampung halaman dan desa mereka untuk liburan Idul Fitri pada awal Mei.
Data perdagangan Maret akan dirilis pada hari Senin. – Reuters
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”