JAKARTA (25 Juli): Kantor Kepegawaian Kepresidenan mendesak agar perekrutan tenaga kerja di Malaysia segera diselesaikan, mengingat kontribusi mereka yang signifikan terhadap stabilitas dan pembangunan ekonomi negara.
Fadjar TV Vishnuvardhani, staf spesialis di Kantor Personalia Presiden, mengatakan solusi segera untuk masalah ini akan memperkuat keselamatan pekerja dan meningkatkan kesempatan kerja bagi rakyatnya.
Malaysia adalah salah satu pemberi kerja paling penting bagi pekerja Indonesia, katanya, dengan 1,6 juta di antaranya di sektor perkebunan dan manufaktur serta pekerja rumah tangga, lapor kantor berita Antara.
Menurut Antara, data Bank Indonesia menunjukkan remitansi dari tenaga kerja Indonesia ke Indonesia sebelum pandemi Covid-19 berjumlah sekitar 3 miliar dolar AS, atau 40 triliun rupiah, per tahun.
Indonesia untuk sementara memblokir masuknya TKI ke Malaysia pada 13 Juli ketika ditemukan bahwa Malaysia masih menggunakan saluran selain “Sistem Satu Saluran” – sebuah pelanggaran terhadap Memorandum of Understanding (MoU).
Namun, Fadjar yakin Malaysia tetap menghormati MoU tersebut karena Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yacob menginstruksikan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Sumber Daya Manusia untuk menyelesaikan masalah di Malaysia.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”