JAKARTA (Reuters) – Bank sentral Indonesia melanjutkan “intervensi tiga kali” untuk menjaga dari depresiasi nilai tukar rupiah yang berlebihan, kata seorang pejabat pada hari Rabu, dengan fokus pada intervensi di pasar forward non-deliverable domestik.
Eddy Susianto, Kepala Departemen Cash Management Bank Indonesia, mengatakan kepada Reuters bahwa bank sentral juga akan terus melakukan “pengembangan praktis” di pasar obligasi dengan fokus pada penjualan obligasi jangka pendek. Komentarnya muncul setelah rupee pada Rabu turun sebanyak 0,9 persen menjadi 15.260 terhadap dolar, terlemah sejak April 2020.
Eddy mengatakan tekanan pada rupee dan mata uang Asia lainnya karena ketegangan pasar setelah pernyataan hawkish Federal Reserve AS dan laporan rencana Rusia bagi anggota OPEC+ untuk memangkas produksi minyak mereka. “Tentunya akan melindungi business intelligence (pasar) melalui intervensi tripartit agar mekanisme pasar tetap terjaga dan tidak terjadi depresiasi (rupee) yang berlebihan atau berlebihan,” katanya melalui pesan singkat.
Bank sentral Indonesia menaikkan suku bunga untuk pertemuan kedua berturut-turut
“Triple Intervensi lebih fokus pada DNDF (domestic undelivered attackers) untuk mengelola ekspektasi pelaku pasar,” ujarnya. BI menggunakan istilah “tiga intervensi” untuk operasinya di pasar spot valuta asing, DNDF dan obligasi.
Baru-baru ini, BI melakukan intervensi di pasar obligasi di bawah apa yang disebut Operation Evolution, di mana BI menjual obligasi dengan jatuh tempo jangka pendek dan membeli obligasi jangka panjang.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil jangka pendek dan membuat obligasi lebih menarik bagi investor asing, sementara juga membantu pemerintah menjaga biaya pinjaman relatif rendah untuk pinjaman jangka panjang.
Eddy mengatakan, pergerakan business intelligence di pasar obligasi akan bergantung pada perkembangan pasar. Bank Investasi Internasional telah menaikkan suku bunga dua kali dengan total 75 basis poin sejak Agustus untuk mengekang inflasi domestik dan menopang rupee.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”