27 Januari 2023
Jakarta – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi bertemu dengan perwakilan Gambia Mamadou Tangara dan Menteri Transportasi Guinea Felix Lamah pada dua kesempatan terpisah di Jakarta pada hari Selasa, di mana ia menegaskan kembali beberapa perjanjian bilateral antara Indonesia dan kedua negara Afrika.
Kesepakatan ini merupakan cerminan dari keinginan Indonesia untuk “menjadi bagian dari kisah sukses pertumbuhan ekonomi Afrika”, terutama seputar tujuan perdagangan dan kerja sama multilateral di sektor transportasi. kata Rednow.
Meskipun Afrika adalah mitra non-tradisional Indonesia, Jakarta memberikan perhatian khusus pada Afrika, ikatan yang berakar pada Konferensi Asia-Afrika atau Bandung yang bersejarah pada tahun 1955, yang membentuk solidaritas bersama kedua benua melawan kolonialisme. Sejak awal tahun 2000-an, Indonesia telah melipatgandakan nilai perdagangannya menjadi US$11,7 miliar, dan seperti yang ditulis Rednow pada tahun 2017, “beberapa kontributor terbesar pameran dagang tahunan Indonesia berasal dari Afrika”.
Pada pertemuan dengan Tangara, Redno menyambut baik peran Gambia sebagai tuan rumah KTT Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mendatang tahun ini.
“Indonesia mendukung upaya Gambia untuk memberikan kerjasama yang bermanfaat bagi seluruh negara OKI, termasuk implementasi dan pemberdayaan hak pendidikan perempuan Afghanistan. [the countries’] kapasitas di bidang pertanian,” kata Rednow dalam siaran pers, Selasa. Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa Indonesia telah menegaskan niatnya untuk merenovasi Pusat Pelatihan Petani Pertanian Pedesaan (ARFTC) di Gambia, yang dibangun Jakarta pada tahun 1996.
Pertemuan hari Selasa juga memberikan perhatian khusus pada tindak lanjut dari inisiatif yang direkomendasikan pada Forum Indonesia-Afrika 2018 dan Dialog Infrastruktur Indonesia-Afrika 2019.
Selain itu, Gambia menyatakan siap untuk memajukan perjanjian perdagangan preferensial antara Indonesia dan Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS).
Rednow menyambut baik rencana untuk menandatangani Letter of Intent (LOI) dalam perjalanan pada hari Kamis dengan Menteri Lama Guinea.
Kerja sama ke depan akan mencakup upaya di bidang penerbangan, khususnya pendirian Guinea Air, yang meliputi pelatihan pilot, pelatihan mesin, dan perawatan pesawat. Sejumlah perusahaan milik negara, termasuk pembuat pesawat PT Dirgantara Indonesia dan pembuat sepeda motor listrik PT Wika Industri Manufaktur, juga tertarik untuk berpartisipasi dalam kerjasama terkait transportasi potensial.
“Kesepakatan-kesepakatan ini akan kami laksanakan, terutama di bidang udara, laut, dan darat [train] Transportasi, baik government-to-government maupun business-to-business,” tegas Rednow.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”