Jakarta (Antara) – Otoritas Indonesia dan Norwegia sepakat untuk memperkuat kerja sama di berbagai aspek bidang ekonomi, antara lain melalui Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Asosiasi Perdagangan Bebas Indonesia (Indonesia-EFTA) yang disepakati pada 2018.
Komitmen tersebut disampaikan dalam pertemuan baru-baru ini antara Kelompok Koordinasi Pakar Konektivitas, Pengembangan Layanan dan Sumber Daya Alam Kementerian Perekonomian, Dida Gardera, dan Wakil Menteri Luar Negeri Norwegia Erling Rimstad.
“Kami sepakat untuk terus memperkuat implementasi kesepakatan tersebut, termasuk dengan menyelenggarakan kegiatan sosialisasi kepada pemangku kepentingan lokal untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi,” kata Gardera dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Salah satu aspek kerja sama yang dibahas secara khusus dalam pertemuan tersebut adalah implementasi perdagangan digital, yang sejalan dengan upaya Indonesia untuk mendorong transformasi digital.
Kedua negara juga membahas perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, yang telah menjadi komitmen Indonesia untuk didukung sebagaimana dituangkan dalam berbagai dokumen, seperti Enhanced Nationally Recognized Contribution (ENDC) on Climate Change dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
“Yang terpenting produk hukum Indonesia mendukung isu pembangunan berkelanjutan, antara lain melalui pencantuman pajak karbon dalam UU No 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan dan UU No 4 Tahun 2021 tentang Pembangunan dan Peningkatan Keuangan Sektor,” kata Gardera.
Sementara itu, kedua belah pihak juga membahas peraturan Indonesia tentang sertifikasi halal yang dapat mempengaruhi impor Norwegia ke Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Gardera mengatakan Indonesia saat ini sedang melakukan reformasi politik, termasuk perubahan mekanisme sertifikasi halal.
“Kami juga sedang membahas peraturan terbaru tentang pengujian komprehensif aspek transparansi dan hak asasi manusia dari proses bisnis di Norwegia, karena Indonesia sekarang sedang mengembangkan kebijakan manajemen bisnis dan hak asasi manusia,” kata pejabat kementerian itu.
Pertemuan tersebut juga membahas perjanjian perdagangan luar negeri (FTA) antara Indonesia dengan pihak lain, isu kelapa sawit, dan perdagangan karbon, khususnya di sektor pertanian, serta sektor maritim, terutama di bidang transportasi dan logistik.
Indonesia dan Norwegia juga sedang membahas progres perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (CEPA Indonesia and the European Union) yang memasuki putaran ke-13 Februari lalu dan diharapkan selesai akhir tahun ini. kerangka ekonomi untuk kawasan Indo-Pasifik yang sedang berlangsung. . (IPEF) di Bali.
Di akhir pertemuan, kedua belah pihak sepakat untuk lebih memperkuat komunikasi untuk mengatasi masalah bersama.
Berita terkait: Norwegia mendukung peran Indonesia dalam aksi iklim: resmi
Berita Terkait: Indonesia dan Norwegia Tandatangani Perjanjian Pengurangan Emisi Berita Terkait: Indonesia Tawarkan Peluang Investasi Migas ke Norwegia
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”