Mitra pariwisata Indonesia menyambut baik pengenalan GNOS (Katja Mada Electronic Nose) C19, alat deteksi Covit-19 yang memfasilitasi perjalanan yang aman.
Pengujian cepat dapat menganalisis sampel pernapasan menggunakan teknologi sintetis dan mendiagnosis infeksi Govt-19 dalam dua menit. Genome C19 ditemukan oleh peneliti ilmiah di Universitas Katja Mada Yogyakarta, di mana ia memulai penelitiannya pada tahun 2008 dengan tujuan awal mengembangkan alat untuk mendeteksi tuberkulosis.
Perangkat ini pertama kali diluncurkan dan digunakan di stasiun kereta api utama di Jakarta pada 2 Februari, dan Kementerian Perhubungan telah mengumumkan bahwa penyaringan Covit-19 akan tersedia untuk penumpang pesawat yang menggunakan perangkat tersebut pada bulan April.
Berbicara pada peluncuran alat untuk bisnis terkait perjalanan di Jakarta pekan lalu, Pambang Bratzonegoro, Menteri Riset dan Teknologi / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, mengatakan keakuratan GNOS C19 berkisar antara 93 hingga 95 persen. Dan merupakan tes yang lebih nyaman dan kurang agresif untuk Covit-19 dibandingkan dengan tenggorokan dan rongga hidung.
Selain itu, alatnya kecil, sehingga bisa digunakan di sembarang tempat umum. Biaya pengujian Genos C19 relatif terjangkau yaitu 15.000 rupee (US $ 1,07) dan 20.000 rupee per pengujian. Sebagai perbandingan, tes antigen dan PCR – persyaratan saat ini untuk bepergian – masing-masing berharga 250.000 rupee dan satu juta rupee.
“Perangkat ini tidak hanya cocok untuk lokasi wisata, tetapi juga untuk tempat-tempat orang bertemu, seperti perkantoran, pasar, dan pabrik,” kata Pampang.
Pada acara peluncuran, asosiasi terkait perjalanan dari maskapai penerbangan hingga bisnis ritel menandatangani surat yang berjanji untuk menggunakan dan meningkatkan GNOS C19 di bidangnya masing-masing.
Pada acara tersebut, Agor Asia Pacific (AABC) Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman dengan Kementerian Riset dan Teknologi tidak hanya untuk menggunakan GNOS 19, tetapi juga untuk mengembangkan produk penelitian dan inovasi dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Indonesia telah memesan 100 unit Genos 19 dan alat tersebut akan tersedia di hotel Agor Indonesia untuk para tamu dan staf hotel, menurut wakil presiden senior operasi dan hubungan pemerintah, Agor Indonesia dan Adi Satria Malaysia.
Adi mengatakan menggunakan pengujian rutin untuk semua karyawannya sebagai bagian dari aturan baru akan membantu perusahaan “menghemat biaya operasi” dengan menggunakan sistem pengujian yang lebih hemat biaya, GNOS C19, untuk Covid-19.
Angela Danosodipjo, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan pihaknya akan melakukan segala upaya untuk melaksanakan skrining GNOS 19 dengan aman di lokasi dan atraksi wisata dan untuk melanjutkan kegiatan pariwisata dengan aman.
Sementara itu, Salman Anwar, ketua Forum Pariwisata Jakarta, mengharapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyisihkan anggaran untuk membantu mitra industri berinvestasi di perangkat tersebut. Ia juga berharap pemerintah daerah dan kota dapat melonggarkan aturan tempat pemutaran film untuk menyelenggarakan acara.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”