Momen mengerikan seorang pesepakbola tersambar petir saat bertanding di Indonesia sebelum meninggal di rumah sakit
Oleh James Cooney untuk Daily Mail Australia dan Birkin Amalaraj
05:04 12 Februari 2024, diperbarui 18:52 12 Februari 2024
- Pesepakbola tersebut mengalami cedera akibat tersambar petir saat bermain di Indonesia
- Siptan Raharja meninggal dunia akibat aksi mogok tersebut, setelah dilarikan ke rumah sakit
- Ia menjadi pemain Indonesia kedua yang tersambar petir dalam 12 bulan terakhir
Seorang pesepakbola meninggal dunia setelah disambar petir saat bermain sepak bola di Indonesia pada hari Sabtu.
Sebuah video mengabadikan momen tepat korban berusia 35 tahun asal Subang pingsan di Stadion Siliwangi Bandung, Jawa Barat.
Pria yang kemudian diketahui bernama Septain Raharja itu sedang bertanding dalam pertandingan sepak bola persahabatan antara 2 FLO FC Bandung melawan FBI Subang, saat ia disambar petir pada hari Sabtu sekitar pukul 16.20 waktu setempat.
Laporan media lokal Berita BRFM Dia mengatakan dia masih bernapas setelah kecelakaan itu dan dibawa ke rumah sakit setempat, namun dia meninggal setelah menderita luka bakar parah.
Video tersebut kemudian menjadi viral di media sosial, dan para penggemar dan pemain sepak bola menyampaikan belasungkawa mereka.
“RIP ke pemutar ini,” komentar salah satu pengguna X.
“Ini adalah mimpi burukku.” Yang lain menulis: “Saya mengalami gempa bumi tahun 89 di San Francisco yang mengakhiri Game 3 Seri Dunia.”
Yang ketiga menjawab: Ini sangat buruk dan disayangkan. Di masa saya menjadi wasit, saya selalu memperhatikan cuaca, menurut saya itu ada dalam panduan FIFA. Tepatnya untuk alasan ini. Saya tidak tahu apakah itu mungkin di sini atau ada referensi. Video ini akan menjangkau FIFA dan asosiasi wasit di mana pun.
Beberapa tim di Indonesia terlihat mengheningkan cipta untuk mengenang Sibtin.
Pertandingan antara FBI Mageland dan Erka dimulai dengan para pemain menundukkan kepala untuk mengenang atlet yang terjatuh.
Analisa sambaran petir yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG) mengungkapkan, awan asal petir hanya berada 300 meter di atas stadion saat menyambar.
Kecelakaan tragis ini merupakan kali kedua pesepakbola Indonesia tersambar petir dalam 12 bulan terakhir.
Pesepakbola muda di Bojonegoro, Jawa Timur, disambar petir saat Piala Soeratin U-13 tahun 2023.
Pemain yang mengalami serangan jantung itu dibawa keluar lapangan dan dibawa ke RS Ibnu Sina di Bugonegoro untuk mendapat perawatan.
Pemuda tersebut berhasil dihidupkan kembali setelah mendapat bantuan medis dan sadar kembali setelah sekitar 20 menit.
Pada tahun 2023, pesepakbola Brasil berusia 21 tahun juga tersambar petir saat berada di lapangan di Brasil.
Caio Henrique de Lima Goncalves, 21, sedang bermain untuk Uniao Jaiirense dalam pertandingan piala di negara bagian selatan Parana ketika dia disambar petir.
Dia dibawa ke rumah sakit setelah terjatuh di lapangan, namun kemudian meninggal karena luka-lukanya.
Enam pemain lain di lapangan juga tersambar petir dan menghabiskan beberapa waktu di rumah sakit setelahnya.