Apple sedang mempertimbangkan untuk membuka pabrik di Indonesia, kata CEO – Duta Besar
Bisakah Apple segera membuka pabrik di Indonesia? Setelah bertemu dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo kemarin di Istana Kepresidenan di Jakarta, CEO perusahaan Tim Book mengatakan bahwa perusahaan tersebut adalah “perusahaan yang harus diperhatikan”.
“Kami telah membicarakan keinginan presiden untuk mempertimbangkan manufaktur dalam negeri, dan kami sedang mempertimbangkannya,” kata Cook mengatakan kepada wartawan Setelah pertemuan. “Saya kira potensi investasi di Indonesia tidak ada habisnya. Saya pikir ada banyak tempat bagus untuk berinvestasi dan kami berinvestasi.
Dia menambahkan, “Kami percaya pada negara ini.”
Usai pertemuannya dengan Jokowi, Cook juga bertemu dengan Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto, yang akan mulai menjabat pada bulan Oktober.
Di bawah pemerintahan Jokowi, pemerintah Indonesia telah bekerja keras untuk menarik produsen asing, terutama mereka yang menjanjikan transfer keterampilan atau meningkatkan teknologi negara. Pada saat yang sama, Apple sedang mencoba mengurangi ketergantungan rantai pasokannya yang besar pada Tiongkok, yang masih memproduksi sebagian besar perangkat keras (ponsel, tablet, dll.) yang menyumbang sebagian besar aliran pendapatannya yang bernilai miliaran dolar.
Apple saat ini tidak memiliki fasilitas manufaktur di Indonesia, namun perusahaan menyatakan memilikinya Dia menginvestasikan hampir $100 juta dalam ekosistem pengembang aplikasinya di negara tersebut, menurut Associated Press. Kunjungan Cook ke Indonesia terjadi setelah Apple mengumumkan akan meluncurkan Apple Developer Academy keempatnya di Bali. Saat ini terdapat akademi di Surabaya dan Batam, serta di Tangerang, pinggiran barat Jakarta.
Menteri Perindustrian Indonesia, Agus Kumiwang Kartasasmitha, menghadiri pertemuan antara Jokowi dan Cook, mengatakan kepada wartawan bahwa dengan berinvestasi di akademi pengembang lokal, perusahaan tersebut memenuhi persyaratan konten lokal sebesar 35 persen dari pemerintah untuk menjual produknya di Indonesia. Hal ini memaksa perusahaan untuk mendapatkan sebagian input produksinya dari perusahaan dalam negeri guna mendorong pertumbuhan industri lokal.
Agus mengatakan Apple bisa meningkatkan persentase tersebut jika membangun fasilitas manufaktur di dalam negeri. “Kami akan membahas bagaimana fasilitas Apple di Indonesia bisa menjadi rantai pasokan global,” ujarnya laporan Reuters. Jika gagal, lanjutnya, mereka bisa bermitra dengan perusahaan Indonesia untuk mendapatkan suku cadang.
Fasilitas manufaktur di Indonesia masuk akal bagi Apple. Mengingat perlambatan perekonomian Tiongkok, risiko ekonomi yang ditimbulkan oleh persaingan AS-Tiongkok, dan upaya berkelanjutan Beijing untuk mengembangkan perusahaan teknologi dalam negeri, perusahaan telah memulai tantangannya dengan mencari lokasi manufaktur alternatif. Sejauh ini, pihaknya telah mendirikan pabrik di India dan Vietnam.
Cook terbang ke Indonesia setelah kunjungan dua hari ke Vietnam, dimana ia mencatat adanya peningkatan investasi di negara tersebut. “Tidak ada negara yang semarak dan seindah Vietnam,” Cook mengatakan dalam sebuah pernyataanPengeluaran tahunan perusahaan di negara tersebut meningkat dua kali lipat sejak 2019.
Menurut AP, pada tahun 2022, Apple memiliki 26 pemasok dengan 28 pabrik di Vietnam, tempat perusahaan tersebut kini memproduksi beberapa produk intinya, termasuk AirPods dan Apple Watches. Sebagian besar fasilitas ini terletak di bagian utara negara tersebut, dan terintegrasi erat dengan rantai pasokan yang berbatasan dengan Tiongkok bagian selatan.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”