Kuching: CCK Konsolidasi Holdings BhdPerusahaan Udang Indonesia yang baru diakuisisi telah memperkuat bisnis ekspor udang grup secara keseluruhan.
Hal ini terbukti dengan pendapatan segmen udang kelompok meningkat 36% menjadi RM109,6 juta pada tahun keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023 (FY23) dibandingkan dengan FY22.
CCK, pemasok unggas terintegrasi terbesar di Sarawak, mengaitkan pertumbuhan pendapatan segmen ini dengan kontribusi PT Bonanza Pratama Abadi, yang diakuisisi senilai RM33,8 juta pada Juli 2022, dalam meningkatkan total volume ekspor udang grup tersebut ke Jepang, Taiwan, dan Selatan. Korea. Dan Hong Kong.
PT Bonanza bergerak di bidang pengolahan udang untuk pasar lokal dan ekspor.
Produk utama perusahaan adalah udang mentah beku, udang beku matang, dan udang nobashi ebi beku.
Menurut Managing Director CCK Group Tiong Cheung Heung, akuisisi PT Bonanza terbukti mampu mensinergikan bisnis seafood CCK Group yang sudah ada, melengkapi produk udangnya yang berorientasi ekspor, serta menambah skala dan skala sektor udang.
Selain bisnis udang, grup ini telah mendirikan operasi manufaktur makanan di Indonesia, dengan pabriknya di Pontianak, Kalimantan Barat dan Jakarta yang memproduksi sosis, nugget, dan produk olahan lainnya dengan merek sendiri.
Untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat di Pontianak, CCK telah melakukan investasi besar pada pabrik manufaktur baru dan pusat logistik yang mencakup rumah potong ayam, ruang pendingin, dan pengolahan makanan untuk sosis, burger, dan bakso.
Fasilitas baru, yang mulai beroperasi tiga tahun lalu, telah meningkatkan kapasitas produksi secara signifikan dan mendukung peningkatan volume penjualan.
Dengan tingginya permintaan yang terus berlanjut terhadap produk-produk manufaktur merek in-house yang dijual melalui gerai Freshmart mitra lokal CCK dan kepada pihak ketiga di Pontianak dan Jakarta, operasi di Indonesia mencatat kinerja yang luar biasa dan meningkatkan kontribusi pendapatannya kepada grup menjadi RM196,6 juta pada FY23. (mewakili RM19,8 juta% dari total pendapatan grup) mulai dari RM169,4 juta di FY22 atau meningkat sebesar 16%.
Pendapatan CCK Group telah berkembang pesat dalam dua tahun terakhir hingga mencapai hampir RM1 miliar, terutama didorong oleh pertumbuhan yang kuat pada segmen ritel dan udang.
Pada FY23, CCK mencatat pertumbuhan pendapatan grup sebesar 13,3% menjadi RM994,9 juta dibandingkan RM885,8 juta pada FY22.
Laba bersih grup naik 36% menjadi RM84,6 juta di FY23 dari RM62,1 juta di FY22 dan RM24,5 juta di FY21.
Tahun ke tahun, penjualan ritel naik 8,4% menjadi RM872,8 juta.
“Pertumbuhan ini didorong oleh kontribusi yang lebih matang dari jaringan ritel kami yang ada, volume penjualan yang lebih tinggi baik dari saluran ritel maupun grosir, dan permintaan yang kuat untuk produk-produk manufaktur internal kami di Indonesia.
“Profitabilitas keseluruhan dari semua segmen utama tetap kuat dan menggembirakan. Segmen ritel terus mencapai volume penjualan yang sehat dari jaringan ritel kami yang diperluas,” kata CCK dalam tinjauan tahunan terbarunya atas kinerja grup tersebut.
Pada FY23, margin laba kotor grup sedikit meningkat menjadi 22,9% dari 21,6% pada FY22.
Pada akhir tahun 2023, jaringan ritel grup ini di Malaysia terdiri dari 66 toko CCK Freshmart, tiga supermarket lokal CCK, dan enam toko grosir CCK, dengan total 75 titik kontak.
Pada tahun yang ditinjau, tiga toko Freshmart dibuka untuk bisnis.
Menurut Tiong, jaringan ritel grup ini akan terus diperluas secara strategis, dan skala ekonomi serta efisiensi rantai pasokan yang terintegrasi penuh akan tetap menjadi prioritas dan fokus utama grup tersebut.
“Beroperasi di lanskap ritel yang dinamis, kami mengkhususkan diri dalam menjual kebutuhan pokok sehari-hari, seperti produk unggas serta buah-buahan dan sayuran segar.
Oleh karena itu, semua segmen bisnis utama kami terkait dengan sentimen dan permintaan konsumen, namun memiliki fleksibilitas yang patut dipuji mengingat sifat produk yang kami tawarkan.
“Namun volatilitas dolar AS terhadap ringgit Malaysia masih menjadi kekhawatiran karena berdampak pada fluktuasi harga jagung dan kedelai.
Hal ini kemungkinan akan berlanjut hingga FY24 dan akan berdampak pada struktur biaya segmen ritel dan unggas,” komentar CCK mengenai prospek tahun 2024.
Hasil pendapatan kuat terbaru CCK Group mendorong harga sahamnya di Bursa Malaysia ke level tertinggi sepanjang masa sebesar RM1,05 pada Kamis lalu (21 Maret), sehingga memberikan kapitalisasi pasar sebesar RM662,2 juta.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”