DNA
ISLAMABAD: KBRI bekerja sama dengan ASEAN Commission Islamabad (ACI) menyelenggarakan acara ASEAN Movie Night yang menayangkan film Indonesia pemenang penghargaan “Ngeri-Ngeri Sedap” (Rumah Hilang.red) yang disutradarai oleh Produser Indonesia Benny Dion Rajajokjok. Acara ini merupakan perpaduan menarik antara sinema dan kuliner, merayakan kekayaan ikatan budaya dan kesamaan besar antara Indonesia dan Pakistan.
Pada kesempatan ini, Kuasa Usaha (CDA) Indonesia Bapak Rahmat Hindyarta dalam sambutannya menyampaikan kepada para tamu terhormat dari kalangan diplomat dan komunitas Pakistan bahwa ASEAN Film Night mencerminkan semangat penguatan persahabatan yang berkelanjutan di antara anggota keluarga besar ASEAN. “Selain itu, saya juga ingin menyampaikan semangat persahabatan kita kepada saudara-saudara kita di Pakistan dan luar negeri,” imbuhnya.
CDA Indonesia juga meminta para pembuat film Pakistan untuk “melihat ke timur” untuk lebih mengeksplorasi potensi ekonomi kreatif di Indonesia dan kawasan ASEAN. Menjelaskan potensi ekonomi yang sangat besar dari industri kreatif Indonesia, beliau mengatakan: “Industri film saat ini merupakan subsektor ekonomi kreatif dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia. Jumlah penonton bioskop di tanah air mencapai lebih dari 55 juta pada tahun 2023. Pada tahun 2023. , industri film lokal tercatat Indonesia telah mencetak rekor baru dengan 20 film yang masing-masing menarik lebih dari satu juta penonton. Dalam beberapa tahun terakhir, industri film dan hiburan di ASEAN mengalami pertumbuhan yang pesat.
Acara diawali dengan pemutaran video KTT ASEAN 2023 yang diselenggarakan di surga mempesona Labuan Bajo sebagai salah satu dari sepuluh Bali baru Indonesia, dilanjutkan dengan pemutaran film Indonesia yang memberikan suguhan sinematik yang menampilkan perpaduan khas Indonesia antara humor, saling menghormati dan pola asuh yang patut dicontoh. Kearifan dan moral lokal, kekayaan budaya dan keindahan pemandangan.
Dirilis pada tahun 2022, “Ngeri-Ngeri Sedap” merupakan film komedi yang menceritakan tentang pasangan lansia dari keluarga suku Batak di Danau Toba, Sumatera Utara, Indonesia. Masyarakat Batak dikenal dengan adat istiadat dan struktur sosialnya yang kaya, serta sangat menekankan hierarki patriarki dan menghormati orang yang lebih tua. Film ini menggambarkan tiga putra dari pasangan yang meninggalkan rumah untuk mengejar karir jauh dari desa mereka. Lucunya, para orang tua berpura-pura bercerai untuk memaksa anaknya pulang ke rumah. Film ini diambil dengan latar belakang Danau Toba yang indah – danau vulkanik terbesar di dunia, yang diakui sebagai Geopark Global UNESCO sejak tahun 2020.
Penonton pun turut menikmati beragam kuliner khas Indonesia, antara lain bakso, sate ayam, ondi ondi, dan masih banyak lagi.
Usai film, seluruh tamu diberikan goodie bag dari Indomie, merek mie instan terbesar di dunia, yang diproduksi di Faisalabad dengan rasa yang dirancang khusus untuk pasar Pakistan.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”