Anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara telah memperkuat kerja sama di bidang keamanan maritim dengan latihan militer gabungan pertama di kepulauan Indonesia di Laut Cina Selatan seiring dengan peningkatan aktivitas maritim Tiongkok.
Latihan militer Indonesia berlangsung di Kepulauan Natuna dan lokasi lainnya dari Selasa hingga Sabtu. Jakarta memiliki ketua bergilir ASEAN tahun ini.
Empat negara anggota, termasuk Indonesia dan Singapura, telah mengerahkan kapal angkatan laut untuk melakukan operasi patroli dan penyelamatan maritim.
Latihan hari terakhir didasarkan pada skenario dimana bencana berskala besar terjadi di sebuah pulau. Para peserta menegaskan kerjasamanya dalam kegiatan seperti pengiriman barang bantuan dengan pesawat militer.
Latihan gabungan ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Beijing mengenai Laut Cina Selatan.
Bulan lalu, Beijing merilis peta baru yang mengklaim sebagian besar Laut Cina Selatan, termasuk perairan yang disengketakan, sebagai wilayah Tiongkok. Hal ini memicu protes dari banyak anggota ASEAN.
Dalam beberapa tahun terakhir, kapal-kapal Tiongkok memasuki zona ekonomi eksklusif Indonesia.
Panglima TNI Udo Marcono mengatakan pengumpulan kapal angkatan laut dari berbagai negara akan berdampak strategis terhadap stabilitas kawasan.
Dia memikirkan Tiongkok, meskipun dia menghindari menyebutkan nama negaranya.
Beberapa media memberitakan bahwa Indonesia pada awalnya berencana melakukan latihan gabungan di perairan dekat ZEE-nya, namun mengubah tempatnya dan menyatakan bahwa latihan tersebut bukan operasi militer.
Langkah ini tampaknya dilakukan untuk menghindari rangsangan berlebihan terhadap mitra dagang terbesar ASEAN, Tiongkok.