28 Februari 2024
Jakarta – Indonesia dan Australia berharap dapat menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan yang “sangat penting” dalam beberapa bulan ke depan, kata Menteri Pertahanan Australia Richard Marless setelah bertemu dengan mitranya di Jakarta pada hari Jumat.
“Australia dan Indonesia memiliki nasib dan keamanan yang sama, dan itulah dasar yang menjadi landasan kita untuk bergerak maju,” kata Marles usai bertemu dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, seperti dilansir Reuters.
Marles telah mengunjungi Indonesia dua kali dalam waktu kurang dari setahun, yang menggarisbawahi meningkatnya minat negaranya untuk meningkatkan kerja sama dengan tetangganya di utara.
Dalam pernyataan bersama, Prabowo, yang kemungkinan akan menjadi presiden berikutnya setelah pemilihan umum pada 14 Februari, memuji hubungan kedua negara, yang menurutnya harus menjadi tetangga yang baik.
“Kami berkomitmen untuk menjaga dan mengembangkan hubungan ini. Jadi saya kira tidak ada kejutan, tapi hubungan baik ini niat kami kembangkan di banyak bidang seperti pendidikan, ekonomi, budaya, dan militer,” ujarnya saat ditanya soal membawa ide-ide baru. antara kedua negara, dilansir kantor berita negara Antara.
Tidak ada menteri yang mengungkapkan rincian perjanjian tersebut, namun Prabowo mengatakan ia memperkirakan perjanjian tersebut akan ditandatangani dalam waktu dua hingga tiga bulan.
“Kami berencana menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan dengan Australia di masa depan,” ujarnya.
Di bawah kepemimpinan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Jakarta telah memantau secara ketat setiap langkah Australia di bidang pertahanan dan keamanan sejak diumumkannya perjanjian keamanan trilateral, yang dikenal sebagai AUKUS, pada tahun 2021 yang melibatkan Indonesia, Australia, dan Inggris. dan Amerika.
Australia adalah sekutu Amerika Serikat, yang telah mengambil pendekatan yang semakin bermusuhan terhadap negara adidaya saingannya, Tiongkok, yang merupakan kekuatan militer di Asia.
Indonesia dilaporkan telah menerima pemberitahuan beberapa hari sebelumnya mengenai kesepakatan AUKUS, yang terutama menargetkan hegemoni Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik, namun hal ini dikhawatirkan oleh para analis telah memicu perlombaan senjata di kawasan tersebut, sehingga mendukung perdamaian regional di antara negara-negara Asia Tenggara.
Namun sejak ia mengambil alih jabatan Menteri Pertahanan pada masa jabatan kedua pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo, Prabowo telah mengambil sikap yang lebih lunak mengenai masalah ini.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam tersebut, Marles menekankan bahwa Indonesia dan Australia menghadapi ancaman keamanan regional yang sama, dan pemahaman akan hal ini menjadi dasar kebijakan keamanan masing-masing pihak.
Marless meyakini jika perjanjian kerja sama tersebut ditandatangani, maka hal tersebut akan mewakili kemitraan keamanan terpenting dalam sejarah hubungan Indonesia-Australia.
“Ini juga akan menjadi momen yang sangat penting dalam hubungan bilateral,” kata Marles.
Awal bulan ini, Australia mengatakan akan mengumpulkan dana tambahan sebesar 11,1 miliar dolar Australia (US$7,25 miliar) selama dekade berikutnya seiring dengan upayanya untuk menggandakan armada kapal siap perangnya.
Sementara itu, Prabowo juga berjanji untuk meningkatkan belanja pertahanan jika terpilih sebagai pemimpin negara berikutnya, dan para analis memperkirakan bahwa ia akan menjangkau lebih dekat dengan Amerika Serikat sambil menyeimbangkan hubungan ekonomi utama Indonesia dengan Tiongkok.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”