KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Top News

Bappenas mencari pengakuan UNESCO untuk 12 geopark Indonesia

Kami sudah memiliki 10 dan 2 lagi. Menurut RPJMN (Rencana Pembangunan Sementara Nasional) 2020-2024, tujuan kami adalah mencapai 12 (Geoparks) pengakuan global UNESCO.

BANDUNG, JAWA BARAT (ANTARA) – Komite Nasional Geopark (KNGI) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Papenas) Indonesia berencana memiliki 12 geopark Indonesia yang diakui oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada 2024. .

Indonesia saat ini memiliki 6 taman global, dan 4 geopark baru-baru ini diakui sebagai UNESCO Global Geoparks, kata Koordinator Rencana Aksi KNGI Geoparks Doku Burdate.

“Kita sudah punya 10 dan 2 lagi. Sesuai RPJMN (Rencana Pembangunan Sementara Nasional) 2020-2024, tujuan kita mencapai 12 (geopark) pengakuan global UNESCO,” kata Burdate, Jumat.

Ke-6 Geopark Indonesia yang diakui UNESCO adalah Geopark Batur di Bali, Pegunungan Seu di Yogyakarta, Sileduh di Jawa Barat, Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat, Danau Toba di Sumatera Utara, dan Belitong di Bangka Belitung.

Sementara itu, 4 geopark yang baru saja mendapatkan status UNESCO Global Geopark adalah Geopark Maroz di Sulawesi Selatan, Ijen di Jawa Timur, Merangin di Zambia dan Raja Ampat di Papua.

“Ke-4 (new global geopark) akan dilaksanakan pada April 2023. Semuanya sudah berstatus, meskipun sertifikasi masih tertunda,” kata Burdate.

KNGI bertujuan untuk mencapai status geopark global untuk 2 geopark lagi pada tahun 2024—Geopark Meratus di Kalimantan Selatan dan Karangsampang di Jawa Timur.

Burdate mengatakan bahwa mereka telah menyiapkan rencana aksi bekerja sama dengan kementerian terkait dan otoritas regional untuk mencapai tujuan geopark global.

Ia juga menegaskan, pengembangan Geopark akan bermanfaat bagi perekonomian masyarakat.

Berita Terkait: Anggota tim UNESCO Global Geoparks mengunjungi Raja Ampat, Papua Barat

READ  Pemberani Indonesia melampaui gravitasi dan stereotip

Sementara itu, Direktur Sumber Daya Mineral dan Pertambangan Papenas, Nijar Marisi, mengatakan pengembangan Geopark memiliki tiga landasan: konservasi, pendidikan dan pembangunan ekonomi penduduk yang berkelanjutan.

“Draf rencana aksi pengembangan geopark akan sejalan dengan RPJMN dan RPJMD (Rencana Pembangunan Sementara Daerah) dan rencana strategis kementerian, lembaga, dan otoritas daerah,” kata Marici.

Ia mengatakan, kementerian dan lembaga pemerintah akan diajak bekerja sama dalam mengembangkan Geopark Nasional.

“Misalnya Kementerian ESDM dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bertanggung jawab di bidang konservasi, sedangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi atau BRIN (Lembaga Riset dan Inovasi Nasional) bertanggung jawab di aspek pendidikan, “Jelas Marici.

Selain itu, Vivi Yulaswathi, Wakil Direktur Eksekutif Badan Kelautan dan Sumber Daya Alam, mengatakan pengakuan UNESCO Global Geopark merupakan tanggung jawab besar yang perlu dipertahankan bersama.

Dia menyoroti bahwa karena UNESCO secara teratur memantau perkembangan World Geoparks setiap dua tahun, setiap keterlambatan dalam perkembangannya dapat membahayakan pengakuan.

“Pengakuan harus menjadi modal kita untuk pengembangan (geopark). Paling tidak 2024 harus dikembangkan geopark global,” kata Yulaswati.

Berita Terkait: Bogor mengharapkan Bongor masuk dalam daftar UNESCO Global Geoparks

Berita Terkait: Geoparks sebagai pendekatan berkelanjutan untuk mempromosikan pemulihan ekonomi

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."