KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Emosi memuncak dalam debat presiden pertama di Indonesia
Top News

Emosi memuncak dalam debat presiden pertama di Indonesia

JAKARTA – Calon terdepan dalam pemilu presiden Indonesia, Prabowo Subianto, mulai melakukan debat pemilu di televisi pada tanggal 12 Desember, dengan menerima rentetan pukulan dari lawan-lawannya mengenai isu-isu politik sejak Mahkamah Konstitusi yang kontroversial memutuskan usia minimum untuk menjadi presiden dan wakil presiden. Kandidat presiden harus mendorong kembali demokrasi di negara ini.

Pak Prabowo yang menjabat Menteri Pertahanan; mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan; dan mantan Gubernur Jawa Tengah Kanjar Branowo menyampaikan pandangannya mengenai berbagai isu, mulai dari konflik separatis di wilayah timur Papua hingga hak-hak agama minoritas dan kualitas layanan publik.

Namun seiring perdebatan berlangsung, mereka tidak membuang waktu untuk saling bertengkar. Wajah mereka memerah dan suara mereka bergetar saat para pendukung memadati arena untuk menyemangati mereka.

Anis meminta pendapat Pak Prabowo mengenai “pelanggaran etika yang serius” dalam putusan pengadilan yang menurunkan usia minimum calon presiden dan wakil presiden dari 40 menjadi 35 tahun, yang membuka jalan bagi putra Presiden Joko Widodo, Gibran, yang berusia 36 tahun. . Rekabooming bergabung dalam persaingan Rakka sebagai calon wakil presiden Prabowo.

Panel yudisial pada tanggal 7 November memutuskan Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman, saudara ipar presiden, bersalah atas konflik kepentingan atas perannya dalam keputusan tersebut.

Mengenai hal ini, Prabowo mengatakan bahwa keputusan pengadilan adalah “final dan tidak dapat diubah” dan pemilih harus diizinkan untuk mengambil keputusan di kotak suara pada 14 Februari 2024.

“Kami bukan anak kecil Pak Anise, itu sudah cukup. Biarkan rakyat yang menilai, biarlah rakyat yang memutuskan. “Kalau masyarakat tidak suka Gibran, jangan pilih kami,” kata Prabowo.

Suaranya meninggi dan diiringi sorak-sorai para pendukungnya, Pak Prabowo melanjutkan: “Saya minta maaf, Pak Anis, saya tidak punya apa-apa, saya siap mati demi negara ini.”

READ  Pihak berwenang memperingatkan orang-orang untuk tidak mengurangi pertahanan anti-virus saat Indonesia mencoba membantu India - Senin, 17 Mei 2021

Pada 12 Desember hingga 4 Februari, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menyelenggarakan tiga debat capres dan dua debat capres, yang disiarkan langsung di televisi dan platform media sosial.

Panelis ahli diundang untuk mengajukan pertanyaan mengenai topik-topik seperti keamanan dan hubungan internasional, ekonomi digital, dan isu-isu lingkungan. Debat tanggal 12 Desember berfokus pada hukum, hak asasi manusia, pemerintahan, korupsi, demokrasi dan toleransi.

Memposisikan dirinya sebagai suara perubahan di antara para pesaingnya, Anis mengkritik kehancuran demokrasi dan kebebasan berpendapat di negara ini.

Sambil meledek Pak Gibran, Pak Anis mengatakan, “Saat ini kita lihat, generasi milenial bisa jadi calon wakil presiden, tapi ada ribuan generasi milenial, generasi Z.. kalau menyuarakan pendapat, kalau mengkritik pemerintah sering bentrok. dan gas air mata. Apakah kita harus menerima keadaan ini?”

Prabowo, 72 tahun, telah memposisikan dirinya sebagai pengikut kebijakan Widodo, dengan mengatakan bahwa Anis “terlalu banyak mengeluh tentang demokrasi”.

“Anda terpilih sebagai Gubernur Jakarta (dalam sebuah kontes) melawan pemerintah yang berkuasa saat itu. Kalau demokrasi tidak berjalan, kalau Jokowi diktator, tidak mungkin Anda terpilih dari oposisi,” ujarnya mengacu pada sapaan akrab Presiden.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."