KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Pemerintah telah meminta Facebook untuk menghapus lebih dari 450 hoaks di tengah penyebaran berita palsu tentang pemilu Indonesia.
Top News

Pemerintah telah meminta Facebook untuk menghapus lebih dari 450 hoaks di tengah penyebaran berita palsu tentang pemilu Indonesia.

JAKARTA – Demam pemilu sedang memanas di Indonesia, namun berita palsu mengenai pemilu mulai menyebar, sehingga mendorong pemerintah mengeluarkan beberapa klarifikasi dan menghapus lebih dari 450 misinformasi.

Sejak pendaftaran untuk dua kursi teratas di negara ini dibuka pada tanggal 19 Oktober, Kementerian Komunikasi dan Informasi telah menambahkan setidaknya 15 postingan terkait pemilu ke situs webnya untuk mengklarifikasi berita palsu, yang dikenal sebagai “hoax” di Indonesia, demikian temuan The Sunday Times. ”.

Kampanye dimulai pada tanggal 28 November, sebelum lebih dari 200 juta masyarakat Indonesia pergi ke tempat pemungutan suara pada tanggal 14 Februari untuk memutuskan antara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, 72 tahun; mantan Gubernur Jawa Tengah Kanchar Pranovo, 55; dan mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, 54, sebagai presiden.

Hoaks yang melibatkan ketiganya, terkadang disertai pasangannya, telah beredar secara online. Sebagian besar postingan dirancang untuk memikat atau mengejutkan pemirsa agar mengklik dan membagikan “berita” dan terkadang disertai dengan gambar atau video yang direkayasa.

Dalam klarifikasi yang dikeluarkan pada tanggal 21 Oktober, kementerian memperingatkan bahwa akun TikTok itu palsu, menggunakan nama Pak Kanjar dan menawarkan hadiah kepada orang-orang untuk berinteraksi dengannya. Kementerian bersikeras bahwa rekening resmi Pak Ganjar memiliki stempel biru untuk menunjukkan keasliannya.

Tiga hari kemudian, kementerian menyoroti informasi palsu bahwa Anis gagal dalam tes kesehatan mental. Dikatakan bahwa tidak ada informasi yang dapat dipercaya untuk mendukung klaim tersebut dan bahwa hasil pemeriksaan kesehatan, perlunya mendiskualifikasi calon presiden, akan diserahkan kepada Komisi Pemilihan Umum.

Pada hari yang sama, kementerian tersebut memperingatkan masyarakat Indonesia tentang video online yang menyebarkan pesan palsu bahwa Prabowo tidak dapat mencalonkan diri sebagai presiden karena usianya sudah melewati 70 tahun.

READ  Badan Meteorologi Indonesia melihat datangnya musim kemarau yang terlambat pada tahun 2021

Tak terkecuali calon wakil presiden, termasuk Gibran Rakabuming Raka, 36 tahun, Wali Kota Surakarta dan putra Presiden Joko Widodo.

Kementerian tersebut mengatakan pada tanggal 24 Oktober bahwa Gibran, wakil Prabowo, secara tidak sengaja memutar video cabul, yang dikatakan palsu. Video ini sebenarnya adalah video seorang dosen di Taiwan dari sebuah berita tahun 2018.

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan pada sebuah pengarahan pada tanggal 27 Oktober bahwa kementeriannya telah mengamati peningkatan signifikan dalam hoaks sejak bulan Juli, namun meyakinkan masyarakat bahwa pemerintah siap untuk mencegah penyebaran informasi yang salah.

Dia mengatakan kementerian telah mulai bekerja sama dengan Meta, yang mengelola Facebook, untuk menghapus 454 konten palsu terkait pemilu.

“Meski penyebaran hoaks dan misinformasi berbeda-beda, namun bisa ditemukan di berbagai (situs) media sosial. Catatan kami, hoaks dan misinformasi terkait pemilu paling banyak tersebar di Facebook.

Berita palsu bukanlah hal baru dalam pemilu di Indonesia. Misalnya, pada tahun 2019 dan 2014, ada upaya untuk melemahkan Presiden Joko Widodo dengan menggambarkannya sebagai seorang komunis.

Namun, kementerian mengatakan jumlah misinformasi yang tersebar di Indonesia semakin meningkat. Mereka telah mengidentifikasi 101 masalah penipuan terkait pemilu dari 19 Januari hingga 27 Oktober. Itu meningkat tajam dari 11 isu sepanjang tahun 2022, kata Pak Budi.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."