Setelah injak maut di pertandingan sepak bola IndonesiaFIFA dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akan membentuk kelompok kerja untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan di pertandingan mendatang, Dalam sebuah laporan dari Reuters.
Pada pertandingan terakhir antara Perisbaya Surabaya dan Arima Malang, suporter lawan mulai tawuran di tribun dan melemparkan benda ke arah pemain dan ofisial. Saat itulah polisi menembakkan gas air mata, yang bertentangan dengan peraturan keselamatan FIFA, dan membuat mereka yang hadir bergegas menuju pintu keluar.
Lebih buruk lagi, beberapa pintu keluar dikunci dan stadion kelebihan kapasitas. Akibat kekacauan itu, 174 orang tewas karena tertabrak atau mati lemas.
Secara total, lebih dari 300 orang telah dirawat di rumah sakit, dan BRI Liga 1 menangguhkan pertandingannya selama seminggu sementara federasi sepak bola negara itu melakukan penyelidikan. Pada akhirnya, enam orang, termasuk polisi dan penyelenggara pertandingan, kini menghadapi dakwaan.
“Saya sangat menyayangkan tragedi ini dan berharap ini adalah tragedi sepak bola terakhir di negeri ini. Jangan sampai tragedi kemanusiaan seperti ini terjadi lagi di masa depan,” kata Joko Widodo, Presiden Indonesia, kepada ESPN. “Sportivitas, kemanusiaan, dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus tetap kita jaga.”
Berbicara kepada wartawan, Presiden PSSI Mohd Eryawan mengatakan kemitraan dengan FIFA akan membantu memperkuat langkah-langkah keselamatan dalam organisasi untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
“Kami sepakat untuk membentuk gugus tugas atau task force untuk mengubah sepak bola, yang terdiri dari pemerintah, FIFA dan para ahli sepak bola, keamanan dan stadion,” kata Eriawan.
Memastikan bahwa langkah-langkah keselamatan di Indonesia secara normal sangat penting bagi FIFA karena negara tersebut bersiap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan.
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”