Asosiasi Pengusaha Indonesia pada hari Rabu mengumumkan rencana untuk membantu perusahaan-perusahaan Indonesia mendirikan kantor keluarga di SAR.
Berbicara kepada wartawan setelah bertemu dengan kepala eksekutif John Lee, ketua kelompok tersebut Shinda Kamtani mengatakan Hong Kong memiliki banyak hal yang bisa ditawarkan sebagai pusat keuangan internasional.
“Kami sedang mempertimbangkan apa yang ditawarkan Hong Kong untuk memfasilitasi masuknya kami ke Hong Kong dan Tiongkok daratan. Kami tahu bahwa Hong Kong adalah pusat keuangan yang besar. Indonesia saat ini sedang melaksanakan banyak proyek. Hal ini memerlukan banyak dukungan dalam hal sumber daya dan fasilitas,” ujarnya.
Kamtani, yang memimpin delegasi sekitar 20 perwakilan bisnis ke kota tersebut, mengatakan kerja sama tersebut akan mencakup berbagai bidang seperti infrastruktur dan logistik.
Ia juga mengaku tidak khawatir dengan prospek bisnis kota tersebut setelah Undang-Undang Keamanan Nasional disahkan berdasarkan Pasal 23 Undang-Undang Dasar.
“Kami sangat yakin bahwa stabilitas sedang dibangun di sini di Hong Kong. Saya pikir ada hal-hal yang akan mengkhawatirkan sebagian investor. Namun saya yakin akan ada lebih banyak kepercayaan di masa depan,” katanya.
Kamtani juga menepis kekhawatiran bahwa kontroversi baru-baru ini mengenai tertundanya rencana pangeran Dubai untuk mendirikan kantor keluarga di Hong Kong akan mempengaruhi peluncuran rencana kelompoknya.
Syekh Ali Al Maktoum membatalkan upacara peresmian yang dijadwalkan pada 28 Maret, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang komitmennya terhadap proyek tersebut.
“Kami tidak menganggap terlalu serius skandal yang terjadi [deal]. Saya rasa banyak bisnis yang berwawasan ke depan dan mencari peluang di sini. Jadi kami tidak melihat kekhawatiran spesifik dari skandal tertentu dan sebagainya. Mari kita lihat ini sebagai awal perjalanan pembelajaran,” kata Kamtani.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”