JAKARTA (ANTARA) – Indonesia dan Iran akan menandatangani Preferential Trade Agreement (PTA) pada Selasa (23 Mei 2023) untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan meningkatkan nilai perdagangan, kata Kementerian Perdagangan.
“Ini merupakan kesepakatan kedua antara Indonesia dengan kawasan Timur Tengah, (yang pertama) ditandatangani pada 1 Juli 2022, yaitu Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Emirat Arab,” ujar Dirjen Internasional Kementerian Negosiasi Perdagangan. kata Djatmiko Bris Witjaksono di Jakarta, Senin.
Penandatanganan PTA akan dilakukan pada 23-24 Mei 2023 dalam rangka kunjungan Presiden Iran Seyed Ibrahim Raisi ke Indonesia.
Dalam kunjungannya, kedua negara juga akan mengadakan pertemuan bilateral untuk membahas kemungkinan kerja sama perdagangan lebih lanjut.
Penandatanganan PTA akan dilanjutkan dengan proses ratifikasi, dengan masing-masing negara mengembangkan mekanismenya sendiri.
Makanan olahan, farmasi, karet, kertas, tekstil, kayu, alas kaki, kapas, mesin listrik, kendaraan bermotor, barang manufaktur, bahan kimia dan aluminium akan terdaftar di PTA.
Produk Indonesia yang sangat populer di pasar Iran, seperti minyak sayur, kakao, kopi, teh, rempah-rempah, buah-buahan, sayuran, dan ikan juga akan diprioritaskan dalam PTA.
“Indonesia akan memberikan fasilitas tarif rendah untuk banyak barang dari Iran, antara lain bahan bakar mineral, minyak dan turunannya, bahan kimia, baja, farmasi, peralatan mesin, buah-buahan, makanan olahan, kacang-kacangan dan gandum,” kata Djadmiko.
Ia menilai perjanjian PTA sangat penting karena Iran dinilai sebagai negara dengan potensi ekonomi terbesar dan sumber daya alam yang melimpah di kawasan Timur Tengah.
“Kami melihat Iran sebagai pintu gerbang ke Asia Tengah. Kami sudah memiliki (perjanjian perdagangan) dengan Uni Emirat Arab, tetapi dengan memasuki Iran, kami akan dapat memasuki wilayah sekitarnya seperti Azerbaijan dan Turki karena kami tidak memiliki perjanjian perdagangan dengan Turki belum,” katanya.
Total perdagangan Indonesia-Iran mencapai USD 54,1 juta pada Januari-Maret 2023 dan tercatat USD 257,2 juta sepanjang tahun 2022.
Berita terkait: Iran ingin mengintensifkan kerja sama dengan Indonesia
Berita terkait: Iran mengapresiasi sikap Indonesia terkait kesepakatan nuklir
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”