Eva Kusuma Sundari (Jakarta Post)
Premium
Jakarta ●
Kamis, 26 Januari 2023
Kami ingin rakyat Indonesia bangga dengan slogan kebangsaan Tidur di belakang (Bhinneka Tunggal Ika). Kami bangga menjadi bangsa pluralis yang toleran, terutama pada saat intoleransi dan individualisme sedang meningkat secara global.
Namun demikian, komentar Presiden Joko “Jokowi” Widodo baru-baru ini tentang pentingnya melindungi kebebasan beragama dan beribadah selama pertemuan para pemimpin daerah adalah pengingat yang tepat bahwa jalan Indonesia masih panjang di bidang ini.
Juga, negara kita, ketua ASEAN saat ini dan demokrasi terbesarnya, harus memainkan peran dalam mempromosikan hak asasi manusia, termasuk kebebasan beragama dan berkeyakinan, di kawasan ini. Indonesia harus menjadi yang pertama memimpin dengan memberi contoh bagi negara lain.
Baca cerita lengkapnya
BERLANGGANAN SEKARANG
Dari Rp 55.500/bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- E-Post adalah koran digital harian
- Tidak ada iklan, tidak ada gangguan
- Akses eksklusif ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”