Indonesia meningkatkan anggaran angkatan lautnya untuk menghadapi ekspansi angkatan laut China
ANI |
Diperbarui: 20 Januari 2022 21:42 Ada
Jakarta [Indonesia], 20 Januari (ANI): Indonesia telah meluncurkan rencana untuk memodernisasi angkatan lautnya dan membangun penghalang yang sangat efektif untuk melawan serangan China ke zona eksklusi 200 mil laut (ZEE) di sepanjang perbatasan laut utaranya.
Menteri Integrasi Maritim Luhut Panjaitan telah berulang kali menekankan perlunya menyebut kapal tunda China dan kapal tunda asing lainnya sebagai pesawat tempur permukaan untuk melindungi sumber daya perikanan, menurut Asia Times.
Sementara itu, dua kapal perang Sigma-Glass buatan Indonesia dan lima kapal perang Van Spieze-Glass tahun 1960-an memiliki jangkauan 6.000-9.000 kilometer, sedikit lebih besar dari 24 Korvet Angkatan Laut, 14 di antaranya dibeli. Mantan Angkatan Laut Jerman Timur pada tahun 1993 dan di ambang pensiun.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Indonesia Probo Supiando telah menandatangani perjanjian untuk dua kapal perang Inggris Arohead 140 yang akan dibangun di galangan kapal milik negara PT PAL Surabaya, dan untuk menandatangani enam kapal perang multi-roll FREMM Italia baru dan dua. Pesawat tempur ringan kelas Mastrell Angkatan Laut Italia yang ditingkatkan.
Apalagi Bravo secara mengejutkan masuk dalam kabinet Presiden Joko Widodo setelah kalah dari petahana dalam pemilihan presiden 2019. Namun mantan jenderal angkatan darat itu terinspirasi untuk memahami isu-isu strategis dan memprioritaskan angkatan laut dan udara yang kuat, lapor Asia Times.
Selain itu, Indonesia sedang mempertimbangkan untuk membeli dua atau tiga armada jet tempur Boeing F-15EX Eagle II dan Dassault Rafale untuk menambah armada tiga skuadron Lockheed Martin F16 dan 16 Sukhoi Su-27/30 Rusia. Dibeli selama perpanjangan embargo senjata AS selama 15 tahun.
Sementara itu, penyusupan tersebut dipandang sebagai upaya untuk menegakkan kedaulatan nasional sembilan garis China, yang meski tersebar di sebagian besar Laut China Selatan, namun tidak memiliki dasar hukum di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS). )
Pada pertemuan di Manila minggu ini, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan China tidak akan menggunakan kekuatannya untuk “menyiksa” Beijing sebagai tanda bahwa Beijing mulai merasakan dampak agresinya terhadap Indonesia, Vietnam dan Filipina. Negara tetangga, tegas Asian Times. (ANI)
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”