JAKARTA (Reuters) – Presiden Joko Widodo mengatakan pada hari Selasa bahwa Indonesia mungkin mengeluarkan peraturan tentang penggunaan media sosial yang bertujuan untuk mengurangi ancaman terhadap pasar offline di negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara.
Para menteri telah berulang kali mengatakan bahwa penjual e-commerce yang menggunakan harga predator pada platform media sosial mengancam pasar offline di Indonesia, dan beberapa pejabat mengutip khususnya platform video TikTok.
“Kami sudah memutuskan untuk menggunakan media sosial untuk e-commerce. Besok akan keluar,” kata Widodo, yang akrab disapa Jokowi, dalam pidato video yang disiarkan, Senin.
“Yang diharapkan masyarakat adalah kemajuan teknologi bisa menciptakan kekuatan ekonomi baru, bukan mematikan perekonomian yang sudah ada,” kata Jokowi.
Jokowi tidak menyebutkan nama perusahaan secara spesifik atau memberikan rincian lebih lanjut mengenai peraturan yang dibuat oleh Kementerian Perdagangan tersebut.
Peraturan perdagangan saat ini secara spesifik belum mencakup transaksi langsung di media sosial.
Awal bulan ini Wakil Menteri Perdagangan Gerry Sambuka mengatakan “media sosial dan perdagangan sosial tidak dapat digabungkan”, mengutip fitur “langsung” TikTok yang memungkinkan orang untuk menjual produk, dan berjanji untuk melarang pencampuran keduanya.
Juru bicara TikTok Indonesia pada hari Senin mengatakan perdagangan sosial penting bagi penjual lokal dan membantu mereka terhubung dengan pembuat konten lokal yang dapat mengarahkan lalu lintas ke toko online mereka.
“Kami menghormati undang-undang dan peraturan setempat, dan kami yakin peraturan tersebut mempertimbangkan dampaknya terhadap mata pencaharian lebih dari 6 juta penjual dan lebih dari 7 juta sub-kreator yang menggunakan TikTok Shop,” katanya tentang platform belanja TikTok. .
Perusahaan mengatakan aplikasinya memiliki 325 juta pengguna aktif di Asia Tenggara setiap bulannya, 125 juta di antaranya berada di Indonesia.
TikTok dimiliki oleh raksasa teknologi Tiongkok, ByteDance.
(Laporan oleh Ananda Theresia dan Stanley Vidianto; Penyuntingan oleh Kanupriya Kapoor, Christian Schmollinger dan Mark Porter)
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”