CPF membentuk dasar untuk prioritas strategis tingkat negara FAO dan program tingkat negara jangka menengah. Ini mendefinisikan prioritas pembangunan Indonesia dan FAO dan berkontribusi pada prioritas nasional, prioritas regional dan keputusan perusahaan.
JAKARTA (ANTARA) – Pemerintah Indonesia dan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) berkomitmen untuk menjalin kerja sama yang erat selama empat tahun ke depan dalam mendukung proyek pembangunan pangan dan pertanian di Indonesia.
Program pengembangan tersebut diluncurkan pada “Country Programming Framework Workshop” (CPF) di Pokor pada Kamis (1/12), kata FAO Indonesia dalam keterangannya, Jumat.
CPF adalah alat perencanaan dan pemrograman yang menerjemahkan Kerangka Kerja Strategis FAO menjadi tindakan di Indonesia untuk periode 2021-2025.
Berita Terkait: Petani, nelayan di pusat transformasi sistem pertanian pangan: FAO
Dokumen strategi telah dikembangkan melalui kerja sama dan kemitraan yang erat dengan Pemerintah Indonesia, dan bertujuan untuk mendukung prioritas, perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan Pemerintah terhadap Agenda 2030.
Kementerian Pertanian memimpin implementasi CPF di Indonesia, berkoordinasi dan bekerja sama dengan kementerian sektor lain, lembaga dan pemangku kepentingan terkait.
“CPF membentuk dasar untuk prioritas strategis tingkat negara FAO dan program tingkat negara jangka menengah. CPF mendefinisikan prioritas pembangunan Indonesia dan FAO dan berkontribusi pada prioritas nasional, prioritas regional dan keputusan perusahaan,” kata Rajendra Aryal, Perwakilan FAO di Indonesia .
CPF PBB Aryal menjelaskan, Kerangka Kerja Sama Pembangunan Berkelanjutan sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Indonesia.
“CPF memainkan peran penting sebagai wahana untuk menentukan kontribusi dan komitmen PBB untuk mendukung upaya nasional untuk mencapai tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030,” Aryal lebih lanjut menjelaskan.
Berita Terkait: Indonesia harus mendesak G20 untuk mengatasi kelaparan dunia: FAO
Di bawah CPF, terdapat sembilan program FAO bersama Kementerian Pertanian yang fokus pada berbagai isu di sektor pertanian.
Masalah termasuk digitalisasi pertanian (e-pertanian), resistensi antimikroba (AMR), penyakit zoonosis yang muncul, demam babi Afrika, mitigasi bencana di sektor peternakan, kehilangan dan pemborosan pangan, sistem pangan perkotaan dan pertanian keluarga.
“Melalui CPF ini, saya yakin kerjasama antara Indonesia dan FAO akan diperkuat untuk merencanakan lebih lanjut dengan fleksibilitas yang diperlukan. Kita perlu melihat tantangan multidimensi saat ini seperti ketahanan pangan, pandemi Covid, situasi terkini di tingkat global, dan penyakit menular emerging lainnya serta dampak perubahan iklim,” ujarnya. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Casti Subakyono mencatat.
“CPF sejalan dengan prioritas pemerintah Indonesia dan akan berkontribusi pada pencapaian tujuan strategis nasional,” tambahnya.
Di Indonesia, FAO telah memberikan bantuan teknis untuk memperkuat sektor pangan dan pertanian nasional melalui lebih dari 650 proyek dan program bersama dengan dukungan lebih dari 1.600 pakar dan konsultan internasional dan nasional.
Berita Terkait: Indonesia, WOAH, FAO berkolaborasi untuk mengendalikan resistensi antimikroba
Berita Terkait: Pendekatan kesehatan kritis untuk mengatasi resistensi antimikroba: G20
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”