KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Kabut asap menyelimuti kota-kota di Kalimantan dan Sumatra di Indonesia dengan kebakaran
Top News

Kabut asap menyelimuti kota-kota di Kalimantan dan Sumatra di Indonesia dengan kebakaran

JAKARTA (Jakarta Post/ANN): Kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan akibat peristiwa iklim El Niño yang berkepanjangan pada tahun 2023 telah menyelimuti kota-kota besar di wilayah Indonesia dengan kabut asap, sehingga meningkatkan kekhawatiran bahwa asap dapat melintasi perbatasan internasional.

Di Kalimantan Selatan, kondisi semakin parah hingga setidaknya enam penerbangan yang dijadwalkan berangkat pada Jumat pagi dialihkan karena kabut tebal menyelimuti Bandara Internasional Siamsutdin Noor di kota Banjarmasin.

“Kami menunda jadwal penerbangan antara pukul 06.00 hingga 08.20 karena jarak pandang hanya sekitar 100m,” kata juru bicara bandara Ivan Ristianto, Jumat, seperti dikutip kantor berita Antara. Dari enam penerbangan yang dialihkan tersebut, empat penerbangan menuju Jakarta, satu penerbangan menuju Surabaya, dan satu penerbangan menuju Balikpapan.

Di ibu kota provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Balangaraya mengeluarkan masker demi kesehatan anak-anak sekolah karena kualitas udara kota yang memburuk selama beberapa hari terakhir.

“Akhir-akhir ini setiap pagi kita diselimuti kabut kebakaran lahan gambut dan hutan. Kita juga melihat banyak anak sekolah yang tidak memakai masker,” kata Bupati Pahandut Berlianto, Selasa, dilansir Antara.

Di wilayah tenggara Sumatra, badan lingkungan hidup di ibu kota provinsi Jambi menilai kualitas udara kota tersebut “tidak sehat” dari Senin hingga Rabu karena kabut asap dari kebakaran hutan yang terjadi di wilayah sekitarnya.

Palang Merah Indonesia mendorong didirikannya “rumah oksigen” untuk menyimpan pasokan oksigen sebagai antisipasi gangguan kesehatan terkait kabut asap.

Sementara itu, Dinas Pendidikan Jambi memerintahkan seluruh sekolah di kota itu mewajibkan masker bagi siswanya dan membatasi aktivitas luar ruangan.

Di Sumatera Selatan, kabut tebal akibat kebakaran yang melanda ibu kota provinsi, Palembang, telah mendorong sekolah-sekolah untuk membagikan masker kepada siswanya, sementara pemerintah kota sedang mempertimbangkan untuk menutup sekolah untuk sementara.

READ  Indonesia memberikan tambahan subsidi energi sebesar $24 miliar

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumsel menyatakan telah meningkatkan upaya pemadaman kebakaran, khususnya untuk memadamkan kebakaran lahan gambut di Kabupaten Ogun Komering Ilir yang menjadi sumber kabut asap yang menyelimuti Kota Palembang.

Bulan-bulan yang berapi-api

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan bahwa antara Januari dan Juli 2023, kebakaran menghanguskan setidaknya 90.405 hektar lahan dan hutan di seluruh negeri.

Indonesia telah berjuang melawan kebakaran hutan dahsyat pada tahun 2015 dan 2019 yang menghasilkan kabut asap besar yang menyelimuti negara tersebut dan sebagian Asia Tenggara.

Pada tahun 2019, kebakaran yang menghancurkan setidaknya 1,6 juta hektar lahan, sebagian besar di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat, menyebabkan kabut asap lintas batas di Singapura, Brunei, dan Semenanjung Malaysia, serta menyebar hingga ke utara hingga Thailand dan Vietnam.

Di Indonesia, kebakaran menyebabkan kerugian total sekitar US$5,2 miliar (S$7,1 miliar) terhadap perekonomian delapan provinsi, menurut Bank Dunia. Di sela-sela KTT ASEAN ke-43 yang baru saja berakhir, federasi regional tersebut pada hari Selasa meluncurkan Pusat Koordinasi ASEAN untuk Pengendalian Polusi Asap Lintas Batas yang berbasis di Jakarta.

Menteri Lingkungan Hidup Indonesia Siti Nurbaya Bakar mengatakan pusat tersebut akan menciptakan sistem peringatan dini sehingga negara-negara anggota ASEAN dapat mengoordinasikan upaya untuk mencegah penyeberangan perbatasan. Ia menambahkan, Indonesia juga akan terus melanjutkan upaya pencegahan kebakaran hutan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa El Niño tidak hanya membawa cuaca kering di tanah air, tetapi juga menunda musim hujan di banyak daerah.

BMKG memperkirakan musim hujan akan tertunda sekitar 30 hari di lebih dari separuh wilayah Tanah Air, terutama di wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan, serta di Jawa, Nusa Tenggara, Bali, Sulawesi, dan Maluku.

READ  Situasi perdagangan Indonesia saat ini kuat: Wakil Menteri

Musim hujan diperkirakan akan dimulai pada bulan November di sebagian besar wilayah negara ini, namun terdapat potensi peningkatan kekeringan di wilayah di bawah garis khatulistiwa pada tahun 2023, khususnya di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, yang merupakan rumah bagi lebih dari 150 juta orang.

“Kami mengimbau seluruh pemangku kepentingan, masyarakat, kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah untuk waspada dan mengantisipasi dampak bencana hidrologi,” kata Presiden BMKG Dvikorita Karnavati dalam konferensi pers virtual, Jumat.

Sebelumnya, musim kemarau tahun 2023 diperkirakan akan lebih parah dibandingkan tahun 2019 akibat datangnya El Nino. – Jaringan Berita Jakarta Post/Asia

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."