KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Keadilan dari balik kubur
entertainment

Keadilan dari balik kubur

Orientasi Ditulis oleh Angie Umbara, Vina: Sebelum 7 Hari (Vina: Sebelum 7 Hari) adalah kisah horor Indonesia yang mengingatkan kita akan kekejaman yang dilakukan manusia dan pencarian keadilan yang terus-menerus dari alam kubur.

Dengan penampilan memukau dari Nyla Deni Purnama, Lydia Cando, dan Giselma Firmancia, film ini didasarkan pada kisah nyata tragis Fina Dewi Arceta dan temannya Ike, yang kematian brutalnya pada awalnya salah diklasifikasikan oleh pihak berwenang sebagai kecelakaan.

Berdasarkan peristiwa nyata

Film ini diawali dengan penemuan mengerikan jenazah Fina dan Ikki di Jembatan Cirebon. Laporan resmi mengaitkan kematian mereka dengan kecelakaan sepeda motor, namun nenek Veena, yang mencurigai kelainan pada luka Veena, tidak yakin. Film ini dengan cepat meningkat menjadi film thriller supernatural ketika roh Fina menolak untuk menerima narasi palsu ini dan merasuki sahabatnya Linda untuk menyampaikan kebenaran yang mengerikan.

Seiring berkembangnya cerita, penonton mengetahui peristiwa sebenarnya yang menyebabkan kematian Fina dan Ikki. Geng motor yang kejam menyerang pasangan tersebut dan Fina mengalami kengerian yang tak terbayangkan sebelum dibunuh bersama temannya. Penggambaran film tentang tekad Vina setelah kematiannya untuk mengungkap kejahatan para pembunuhnya mengirimkan pesan yang kuat tentang upaya tanpa henti untuk mencari keadilan bagi orang yang meninggal.

Sutradara Angie dengan cemerlang memadukan unsur horor dan drama untuk menyampaikan kesedihan mendalam dan kemarahan jiwa Fina. Narasinya sarat dengan unsur supernatural yang menonjolkan keputusasaan dan urgensi hantu Fina untuk mengungkap sifat sebenarnya dari kematiannya.

Nayla memberikan penampilan yang menghantui sebagai Fina, mewujudkan kelemahan dan kekuatannya yang tidak ada habisnya. Lydia, yang berperan sebagai nenek Fina, menambah kedalaman cerita, menggambarkan kesedihan dan tekad sebuah keluarga yang mencari kebenaran.

READ  Gubernur Jabar mendorong pembuatan film sebagai alat diplomasi budaya

Fotografi yang tak tergoyahkan

Film ini tidak segan-segan menggambarkan realitas nyata dan menyakitkan dari momen-momen terakhir kita. Kebrutalan geng motor dan kegagalan sistemik yang terjadi kemudian diungkap, memaksa pemirsa untuk menghadapi kebrutalan peristiwa di kehidupan nyata. Dengan menghadirkan peristiwa-peristiwa ini dengan realisme yang teguh, Vina: Sebelum 7 Hari menuntut penontonnya untuk mengakui keseriusan kejahatan dan kekurangan dari penyelidikan awal.

Aspek supernatural dalam film ini memainkan peran penting dalam mengkomunikasikan tema sentralnya, yaitu bahwa orang mati tidak akan beristirahat sampai keadilan ditegakkan. Semangat Fina, gelisah dan dendam, menjadi kekuatan pendorong narasi, yang akhirnya menyebabkan sebagian besar penyerangnya terbongkar dan ditangkap. Penggambaran ini menyoroti komentar masyarakat yang lebih luas mengenai pentingnya keadilan dan upaya yang harus dilakukan untuk mencapainya, bahkan dari alam kubur.

Penonton yang melihat film ini harus memahami bahwa film ini bukan sekadar karya fiksi, melainkan gambaran peristiwa nyata yang sangat melukai masyarakat Cirebon. Menonton Vina: Sebelum 7 Hari membutuhkan pola pikir penghormatan terhadap kisah nyata yang digambarkannya. Film ini merupakan pujian bagi Fina dan perjuangannya untuk keadilan, dan mengingatkan pemirsa bahwa sering kali ada tragedi nyata dan sangat manusiawi di balik setiap cerita horor.

Vina: Sebelum 7 Hari sedang tayang di bioskop.

-> Sutradara: Angie Ombara

–> Dibintangi: Nayla Deni Purnama, Lydia Kandu, Giselma Firmansyah, Fahad Haidara

Nilai E: 6

Akting: 6

Merencanakan: 6

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."