Keluarga Miliarder Widjaja Smartfren dan Axiata sedang dalam pembicaraan untuk menggabungkan bisnis telekomunikasi mereka di Indonesia
Komunikasi SmartfreenSinar Mas, yang dikendalikan oleh keluarga miliarder Wijaja, mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman tidak mengikat dengan Grup Axiata Malaysia untuk menjajaki potensi merger bisnis telekomunikasinya di Indonesia.
Penggabungan yang diusulkan masih dalam tahap evaluasi awal, dengan kedua belah pihak melakukan uji tuntas, kata SmartFrain dalam pengajuan peraturan. Menyetorkan Ke Bursa Efek Indonesia. Jika pembahasan mengarah pada kombinasi bisnis, baik Axiata maupun Sinar Mas bertujuan untuk tetap menjadi pemegang saham utama di entitas gabungan tersebut.
Indonesia – negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara – memiliki empat perusahaan telepon seluler, yang terkecil adalah XL Axiata dan Smartfren. Penggabungan kedua perusahaan akan menciptakan perusahaan yang lebih besar dengan basis pelanggan sekitar 94 juta pelanggan, sehingga memberikan fondasi yang lebih kuat bagi entitas yang diperbesar untuk bersaing dengan pesaing yang lebih besar seperti Indosat Ooredoo Hutchison yang memiliki 97 juta pelanggan dan Telkomsel milik negara yang memiliki 97 juta pelanggan. 159 juta pelanggan. .
Industri telekomunikasi semakin menguat dalam beberapa tahun terakhir di tengah persaingan yang ketat di Indonesia. Pada tahun 2022, CK Hutchison Holdings dan Ooredoo Qatar menggabungkan unit mereka di Indonesia dalam kesepakatan senilai $6 miliar.
Smartfren sedang bergulat dengan kerugian dan utang yang membengkak. Meskipun perusahaan membukukan laba pertamanya dalam dua dekade pada tahun 2022, perusahaan kembali melaporkan kerugian bersih sebesar 108 miliar rupee ($6,8 juta) pada tahun lalu. Perusahaan mengatakan bulan lalu bahwa mereka akan mengumpulkan rupee 8,5 triliun melalui right issue, dan sebagian besar dana akan digunakan untuk melunasi utang perusahaan.
Dengan kekayaan bersih sebesar $10,8 miliar, keluarga Widjaja menduduki peringkat keempat dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia yang diterbitkan Desember lalu. Keluarga tersebut mengendalikan Grup Sinar Mas, yang selain telekomunikasi, juga bergerak di bidang kertas, jasa keuangan, real estat, agribisnis, dan pertambangan.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”